Kekerasan Terhadap Perempuan Terus Meningkat di Meksiko

Kekerasan terhadap perempuan di Meksiko meningkat selama lima tahun terakhir

EPA-EFE/Sashenka Gutierrez
Organisasi feminis dan masyarakat sipil menghadapi polisi selama protes pada kesempatan Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan di Mexico City, Meksiko. Kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan di Meksiko telah meningkat selama lima tahun terakhir.
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan di Meksiko telah meningkat selama lima tahun terakhir. Kantor statistik nasional INEGI dalam sebuah survei terbaru menemukan tujuh dari 10 korban dilaporkan mengalami beberapa bentuk kekerasan.

"Kekerasan terhadap perempuan terus menjadi tantangan di negara ini dan merupakan masalah kesehatan masyarakat," kata presiden INEGI Graciela Marquez.

Tingkat pembunuhan perempuan yang melonjak di Meksiko  telah memicu gelombang protes. Rata-rata, sekitar 10 perempuan terbunuh setiap hari dan puluhan ribu hilang.

INEGI memperkirakan, lebih dari 70 persen dari 50,5 juta perempuan dan anak perempuan berusia di atas 15 tahun telah mengalami beberapa jenis kekerasan. Jumlah ini naik empat poin persentase dari survei terakhir yang dilakukan pada 2016.

Laporan kekerasan seksual meningkat paling tinggi, naik delapan poin persentase hingga mencapai setengah dari semua perempuan yang disurvei. Sebanyak 23 persen di antaranya mengatakan, pernah mengalami hal ini dalam 12 bulan terakhir.

Hampir 35 persen melaporkan menjadi korban agresi fisik selama hidup mereka, jumlah ini naik dari 34 persen pada 2016. Sementara 52 persen mengatakan, pernah mengalami pelecehan psikologis, naik dari 49 persen.

Menurut INEGI, sebagian besar perempuan yang mengalami kekerasan fisik atau seksual tidak secara resmi melaporkan penyerangan atau mencari bantuan dari lembaga publik. Hanya dalam hal kekerasan "ekonomi" yang mencakup diskriminasi di tempat kerja dan pemotongan hak milik pribadi menunjukkan peningkatan, turun dari 29 persen menjadi 27 persen dalam studi terbaru.

Perempuan lajang yang lebih muda yang tinggal di kota dan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi lebih mungkin dilaporkan menjadi korban kekerasan. Hanya di negara bagian selatan Chiapas, kurang dari setengah perempuan yang disurvei melaporkan mengalami beberapa jenis kekerasan. Sementara Mexico City dan Negara Bagian Meksiko di sekitarnya memiliki prevalensi tertinggi, rata-rata 77 persen.


sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler