Kondom Juga Bisa Rusak, Ini Enam Alasan Mengapa Itu Terjadi
Apakah kondom efektif 100 persen mencegah kehamilan?
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondom menjadi salah satu alat kontrasepsi favorit bagi pasangan suami-istri yang ingin mencegah atau mengatur jarak kelahiran. Kondom banyak dipilih karena harganya yang relatif terjangkau dan mudah didapatkan.
Namun, meski telah menggunakan kondom, bukan berarti pencegahan kehamilan akan berhasil 100 persen. Sebab, kondom bisa rusak dan penggunaannya rentan keliru.
Kondom eksternal (jenis yang masuk ke penis) hanya sekitar 85 persen efektif untuk mencegah kehamilan, menurut Planned Parenthood. Untuk membantu mencegah kehamilan, Anda harus memastikan tahu cara menggunakan kondom dengan benar, serta langkah-langkah yang perlu Anda ambil untuk mencegahnya bocor.
Berikut ada beberapa alasan mengapa kondom rusak:
1. Kedaluwarsa
Salah satu alasan kondom rusak adalah sudah melewati batas penggunaan. Kondom sebaiknya digunakan tiga sampai lima tahun setelah tanggal pembuatannya, lebih dari itu mereka kedaluwarsa. "Pastikan Anda selalu memeriksa tanggal kedaluwarsa di bungkus kondom," ujar Wakil Presiden Pengembangan Produk di Cake (sebuah perusahaan kesehatan dan kebugaran seksual yang membuat kondom) Carrie Smith dikutip dari laman Pop Sugar, beberapa waktu lalu.
Jika kondom kedaluwarsa, bahan pembuatnya (apakah itu lateks, poliuretan, atau kulit domba) mungkin telah rusak dan kehilangan kekuatannya dan lebih mudah robek. Seharusnya, ada sedikit gelembung udara dalam kemasan yang dapat Anda rasakan jika Anda meremas bungkusnya dengan ringan, menurut Planned Parenthood. Ini menandakan bahwa bungkusnya belum pecah, dan kondom itu sendiri akan dalam kondisi baik. Jika kondom robek, kering, kaku, atau lengket, maka sebaiknya dibuang.
2. Masalah penyimpanan
Tempat Anda menyimpan kondom dapat memengaruhi kondisi kondom. "Pemanasan dan pendinginan yang tidak merata dapat melemahkan lateks, membuka jalan bagi kemungkinan menembus kondom saat penetrasi," kata Smith.
Oleh karena itu, kondom tidak boleh disimpan di tempat yang panas. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) menyatakan, gesekan juga dapat merusak kondom.
Sebaiknya simpan kondom di tempat yang sejuk dan kering, di mana kondom tidak digosok, ditekuk, atau dihancurkan; seperti lemari obat atau meja nakas Anda. Jika sedang bepergian, Anda dapat menyimpannya di kompartemen tas kecil atau dompet Anda.
3. Tidak berhati-hati saat membuka
Jika Anda membuka kondom dengan terburu-buru atau salah, Anda berisiko merobek kondom itu sendiri. Menurut Planned Parenthood, jangan pernah merobek kondom dengan gigi atau gunting. Sebaliknya, dorong kondom dengan hati-hati saat Anda merobek bungkusnya, sesuai dengan instruksi.
4. Terlalu banyak gesekan atau kurangnya pelumasan saat berhubungan seks
Gesekan adalah salah satu yang membuat seks menyenangkan (tetapi dalam kasus ini, mungkin saja terlalu banyak hal yang baik). "Terlalu banyak gesekan tidak hanya dapat menyebabkan kondom robek tetapi juga dapat menyebabkan iritasi pada pasangan," kata Smith.
Untuk membantu mencegah kerusakan kondom, pelumasan adalah suatu keharusan. Anda dapat menggunakan kondom berpelumas atau gunakan pelumas ekstra jika perlu. "Pelumas yang baik dapat membuat perbedaan besar dalam mengurangi gesekan," ujar Smith.
5. Menggunakan pelumas yang salah
Jika Anda menggunakan kondom lateks, pelumas berbahan dasar minyak dapat melemahkan bahan dan menyebabkan robekan. Itu berarti tidak menggunakan minyak kelapa, minyak pijat, atau minyak gairah.
"Pelumas berbasis minyak tidak boleh digunakan dengan kondom (lateks) karena minyak menurunkan bahan dan dapat menyebabkan robek," kata Smith.
Dia mengatakan, silicone water-based atau hybrid lubes merupakan pilihan tepat untuk penggunaan kondom. "Bereksperimenlah dengan berbagai jenis pelumas dan lihat mana yang paling cocok untuk Anda dan kondom Anda," ujarnya lagi.
6. Kondom tidak muat
"Ukuran benar-benar penting," kata Smith.
Menurut dia, "tergelincir" bisa saja terjadi saat menggunakan kondom yang terlalu panjang atau longgar. Sebaliknya, kerobekan bisa terjadi jika Anda menggunakan kondom yang terlalu ketat atau terlalu pendek.
Jika kondom rusak saat berhubungan seks, tetap tenang dan pertimbangkan pilihan Anda. Anda dapat menggunakan kontrasepsi darurat. Jika mau, Anda dan suami/istri bisa berkonsultasi dengan dokter.