Sempat Hentikan Operasional, Pertamina Bandung Pastikan Kondisi Aman Terkendali

Penghentian sementara layanan pertalite dan solar di seluruh SPBU Kota Bandung.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah pengendara sepeda motor antre untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina Riau, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung (ilustrasi)
Rep: Dea Alvi Soraya Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masyarakat dibuat heboh dengan pengumuman Presiden Joko Widodo yang memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, Biosolar, dan Pertamax. Penyesuaian harga ini, membuat Pertamina Patra Niaga selaku operator yang ditugaskan pemerintah, memutuskan untuk menghentikan sementara layanan pembelian pertalite maupun solar. 

Baca Juga


Sales Branch Manager Rayon I Bandung PT Pertamina Warih Wibowo memastikan tidak ada antrean yang mengular selama proses penghentian sementara. Meski begitu, dia mengakui bahwa penyesuaian harga kali ini menimbulkan reaksi yang cukup berbeda dibandikan penyesuaian harga BBM jenis Pertamina Dex, Dexlite maupun Pertamina Turbo yang diumumkan 1 September 2022 lalu. 

“(Kenaikan kali ini) Memang menarik, tidak seperti penyesuian harga pertamina dex, dexlite dan pertamax turbo sebelumnya di 1 September per pukul 00.00 WIB. namun Alhamdulillah overall berjalan lancar,” kata Warih kepada Republika.co.id, Sabtu (3/9/2022). 

Dia menegaskan bahwa seluruh petugas SPBU di Kota Bandung telah diinformasikan terkait penghentian sementara pembelian pertalite dan solar ini, untuk menghindari adanya kepanikan di masyarakat. Warih juga menekankan bahwa setelah pengumuman kenaikan harga BBM, kondisi di seluruh SPBU Kota Bandung masih terpantau normal.

“Rekan-rekan di SPBU juga jelaskan ke konsumen, dan normal kok, pasti memerlukan waktu sesaat untuk setting sarfas,” ujarnya. 

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah membenarkan adanya penghentian sementara layanan pembelian pertalite dan solar di seluruh SPBU di Kota Bandung. Namun dia memastikan bahwa penghentian itu tidak berlangsung lama dan kini telah kembali berjalan normal.

“Karena itu juga untuk menghitung stok yang tersisa dengan harga yang lama, karena sejak 14.30 sudah harga baru. Itu harus ada perhitungan di setiap SPBU, tapi tidak lama,” kata Elly. 

Sementara itu, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, penghentian sementara ini diperlukan, karena pertamina harus melakukan pengaturan penerapan harga baru di sistem dispenser serta melakukan stok opname. Atau melakukan pengecekan stok pertalite dan solar. 

“Penghentian sementara ini hanya akan berlangsung sekitar 10 menit. Pertamina telah mengarahkan seluruh SPBU untuk memberikan informasi mengenai kapan waktu pelayanan pertalite dan solar kembali dibuka kepada masyarakat,” ujarnya.

“Pertamina memohon maaf atas ketidaknyamanannya. Sebagai operator yang menjalankan tugas penyaluran BBM bersubsidi pertalite dan solar, Pertamina harus patuh terhadap seluruh kebijakan yang ditetapkan karena berkaitan langsung dengan transparansi anggaran subsidi negara,” sambung Irto. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler