Vietnam Ingin Perkuat Hubungan dengan Rusia
Hubungan antara Rusia dengan Vietnam sudah erat sejak era Uni Soviet.
REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh mengatakan negaranya selalu menghormati hubungan dengan Rusia. Ia berharap kedua negara dapat meningkatkan kerjasama.
Pernyataan ini Chinh sampaikan dalam pidato yang disiarkan secara virtual di Forum Ekonomi Timur Jauh, di Vladivostok, Rabu (7/9/2022). Ia mengatakan Vietnam yang juga ingin memperkuat hubungan dengan Eropa dan Amerika Serikat (AS) masih sekutu terdekat Rusia di Asia.
Hubungan antara Rusia dengan Vietnam sudah erat sejak era Uni Soviet ketika kedua negara berhaluan komunis. Dalam forum yang sama Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan perang dengan Ukraina mempercepat poros ke Asia terutama China.
Selama 300 tahun Rusia melihat Barat untuk pertumbuhan ekonomi, teknologi dan gagasan revolusioner. Dalam masa itu Rusia juga dua jajah dua kali oleh Barat yakni Napoleon dan Hitler.
Tapi menurut Putin saat ini Barat sudah gagal karena berusaha dengan agresif mengisolasi Rusia dengan sanksi-sanksi yang menghancurkan ekonomi. Sementara Asia bangkit untuk meraih masa depan.
Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya memberlakukan sanksi paling berat ke Rusia dalam sejarah modern atas invasinya ke Ukraina. Putin mengatakan sanksi-sanksi tersebut mirip deklarasi perang ekonomi.
"Saya membicarakan demam sanksi Barat, dengan upaya berani dan agresif memberlakukan model perilaku ke negara lain, untuk merampas kedaulatan dan tunduk pada kehendak mereka," katanya.
"Dalam upaya melawan jalannya sejarah, negara-negara Barat merusak pilar-pilar utama sistem ekonomi dunia yang telah dibangun selama berabad-abad," tambahnya.