Putin dan Xi akan Bertemu di Uzbekistan Pekan Depan

Pertemuan Putin dan Xi menandai langkah baru dalam hubungan Rusia-China.

AP/Alexei Druzhinin/Pool Sputnik Government
Presiden China Xi Jinping, kanan, dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara satu sama lain selama pertemuan mereka di Beijing, China, Jumat, 4 Februari 2022. Putin pada hari Jumat tiba di Beijing untuk pembukaan Olimpiade Musim Dingin dan berbicara dengan presidennya. Timpalan China Xi Jinping, karena kedua pemimpin tersebut ingin memproyeksikan diri mereka sebagai penyeimbang bagi AS dan sekutunya.
Rep: Fergi Nadira Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xin Jinping berencana untuk bertemu di Uzbekistan pada pekan depan. Pejabat Rusia mengatakan rencana tersebut pada Rabu (7/9/2022) yang bakal menandai langkah lain dalam mempererat hubungan kedua negara.

Baca Juga


Duta Besar Rusia untuk China Andrei Denisov mengatakan bahwa Putin dan Xi akan bertemu di KTT organisasi kerja sama Shanghai di kota Samarkand, Uzbekistan pada 15-16 September. "Kami secara aktif mempersiapkannya," kata Denisov seperti dikutip laman Associated Press, Rabu.

Kunjungan ke Uzbekistan, jika dilanjutkan, akan menjadi bagian dari perjalanan luar negeri pertama Xi dalam 2,5 tahun. Xi hanya meninggalkan daratan China sekali untuk melakukan kunjungan satu hari ke kota semi-otonom Hong Kong sejak awal wabah Covid-19 pada akhir 2019.

Sementara itu juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning belum memiliki informasi terkait pertemuan Xi dan Putin tersebut. Pertemuan di Organisasi Kerjasama Shanghai (sebuah forum politik, ekonomi dan keamanan yang didominasi China dan Rusia) datang pada saat-saat sulit bagi kedua pemimpin.

Putin seperti diketahui tengah menghadapi dampak ekonomi dan politik dari langkah perangnya di Ukraina yang membuat Rusia semakin terisolasi. Sedangkan Xi juga menghadapi ekonomi yang melambat saat ia mencari masa jabatan lima tahun ketiga sebagai pemimpin Partai Komunis. Meskipun dia diharapkan untuk mengamankannya, hal tersebut akan mewakili terobosan dengan preseden. Keduanya telah melihat hubungan negara mereka dengan Barat memburuk.

Moskow dan Beijing semakin menyelaraskan kebijakan luar negeri mereka untuk menentang kekuatan demokrasi liberal di Asia, Eropa dan sekitarnya. Kedua sekutu membuat pendirian untuk pemerintahan otoriter dengan perbatasan yang ketat dan sedikit memperhatikan kebebasan berbicara, hak-hak minoritas atau politik oposisi.

Militer Rusia mengadakan latihan militer besar-besaran yang berakhir Rabu di timur negara itu yang melibatkan pasukan dari China. Ini merupakan pertunjukan lain dari hubungan yang semakin dekat antara keduanya.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler