Formula E Disebut akan Diambil Alih Singapura, Politikus PDIP: Kan Sudah Ada Kontrak
Banyak pihak yang dinilai terlalu meributkan Formula E.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, menyoroti pernyataan mantan Dubes Indonesia untuk Polandia, Peter F Gontha, terkait Formula E yang akan diambil alih Singapura. Menurutnya, hal itu tidak bisa dilakukan semena-mena karena sudah ada ikatan kontrak.
“Kan sudah ada kontrak, kalau mau diambil silahkan asal beres kontrak. Jangan sampai APBD DKI untuk Formula E yang dikeluarkan sia-sia,” kata Gembong ketika dihubungi, Kamis (8/9).
Dia mengatakan, pilihan yang ada saat ini hingga terpilihnya Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta 2022-2024, hanya dua dan perlu dievaluasi secara mendalam. Pilihan pertama, kata Gembong, jika ingin dilanjutkan pada tahun depan, Formula E harus ditilik untung ruginya. "Sedangkan jika tidak dilanjut perlu diketahui bagaimana mekanisme kerugiannya.
Perlu ada kalkulasi itu,” ucap dia.
Karena itu, dia menyebut bahwa APBD DKI yang telah dialokasikan untuk suatu hal, Formula E, khususnya, tidak bisa semena-mena ditiadakan atau dilanjutkan. Dia menegaskan, bentuk itu adalah prinsip dasar dari penggunaan uang rakyat.
Meski demikian, Gembong mengritik pelaksanaan Formula E yang belum terbuka secara menyeluruh. Apalagi, menurut dia, hingga kini Pemprov DKI belum memberikan laporan penyampaian kepada publik. “Karena alokasinya kan dari APBD, tidak swasta murni. Persoalannya di sana,” jelas dia.
Sementara itu, Ketua Fraksi Demokrat DPRD DKI Jakarta, Mujiyono, mengatakan, Formula E adalah kebanggaan Jakarta dan Indonesia. Sehingga, dia menolak wacana Formula E Jakarta yang akan diambil alih oleh Singapura. “Pelaksanaan Formula E kan harus disampaikan ke dewan karena kontrak hingga 2024. Jangan diambil begitu saja, itu kebanggaan,” kata Mujiyono.
Ditanya kemungkinan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta yang belum pasti melaksanakan ajang balap mobil listrik itu, Mujiyono tak menampiknya. Namun demikian, apapun keadaannya, dia menyebut harus ada alasan jelas. “Kan harus ada alasannya dulu. Kalau masuk akal ya silahkan karena dia (nanti jadi) Pj Gubernur DKI juga,” katanya.
Sebelumnya, mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia, Peter F Gontha, mengatakan dalam akun media sosial Twitter-nya, jika Formula E Jakarta akan diambil alih Singapura. Menurut dia, wacana itu datang karena banyak pihak yang meributkan Formula E Jakarta di Indonesia sendiri. “Info A1 media internasional. Singapura akan mengambil alih balapan mobil FE,” kata Peter dalam media sosialnya.
Tak hanya itu, dia juga menyebut bahwa Singapura hendak menandatangani perjanjian selama 10 tahun dengan Formula E Operation (FEO). Dia menyindir, agar warga Indonesia terus meributkan Formula E agar ajang tersebut diambil negara tetangga.
Terpisah, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, mengatakan, selama Formula E direncanakan berjalan hingga akhirnya eksekusi memang mendapat banyak sorotan. Dia menyebut, jajaran sejak dulu mendapat proses pemeriksaan, bahkan hingga ajang tersebut selesai. “Dan dalam proses pemeriksaan menyita waktu, menyita energi. Sehingga kegiatan pemerintahan yang mereka (jajaran Anies) lakukan terganggu,” kata Anies.
Meski demikian, pihaknya bersyukur ajang tersebut tetap terselenggara dengan baik. Terlebih, saat setiap hal kecilnya diklaim Anies didampingi oleh Kejaksaan Tinggi dalam berbagai proyek.
Sebelumnya Rabu (7/9), Anies Rasyid Baswedan memberikan keterangan kepada penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan rasuah penyelenggaran Formula E. Anies mengaku senang dapat membantu kinerja lembaga tersebut. "Saya ingin sampaikan, senang sekali bisa kembali membantu KPK dalam menjalankan tugasnya,\" kata Anies kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (7/9/2022), malam.