KRI Halasan-630 Sukses Uji Coba Penembakan Meriam

Secara umum tidak didapati adanya hambatan amunisi dalam melakukan penembakan.

Antara/Ari Bowo Sucipto
KRI Silas Papare-386 (kiri), KRI Halasan-630 (kanan) dan KRI Usman Harun-359 (tengah) membentuk formasi taktis dalam Gladi Tugas Tempur (Glagaspur) Tingkat III (L3) Koarmada I di perairan Laut Jawa, Jawa Tengah, Kamis (14/3/2019).
Rep: Dadang Kurnia Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Kapal Cepat Rudal 60m besutan PT PAL Indonesia, KRI Halasan-630 telah melaksanakan skema Fit for But Not With (FFBNW) yang meliputi proses instalasi, serta integrasi sistem sensor dan senjata. Setelah dilakukan serangkaian pemasangan senjata, KRI Halasan-630 pun menjalani rangkaian pengujian. Salah satu di antaranya adalah magnetic particle test (MT) yang di dalamnya terdapat pengujian penembakan meriam.

Baca Juga


Pengujian dilaksanakan di utara Perairan Surabaya. Dalam skema FFBNW, PT PAL Indonesia melakukan penyiapan pondasi senjata serta integrasi sistem dan senjatanya. Uji penembakan dinilai sukses dengan tercapainya hasil magnetic particle test. Magnetic particle test merupakan pengujian dalam lingkup Non-Destructive Test (NDT), bertujuan untuk memastikan tidak ada kerusakan akibat proses welding atau operasional kerja dari struktur pondasi senjata (Gun 57mm) dan deck kapal.

"Atau secara umum tidak didapati adanya hambatan amunisi dalam melakukan penembakan atau misfired, serta tidak terjadi crack pada struktur konstruksi pondasi meriam, kata Chief Operating Officer (COO) Iqbal Fikri, Jumat (9/9).

Iqbal menambahkan, skema FFBNW ini menjadi nilai tambah bagi PAL, sekaligus kepercayaan diri bangsa Indonesia dalam melaksanakan pekerjaan sejenis. Artinya, kata dia, anak bangsa sebenarnya bisa membuat kapal perang, hanya perlu diberi kepercayaan dan waktu untuk membuktikan.

"Mengingat skema FFBNW ini juga sangat dimungkinkan untuk diaplikasikan pada beberapa KRI lainnya. Keberhasilan ini juga meningkatkan kepercayaan diri PAL dalam menyongsong proyek Refurbishment 41 kapal perang (KRI) yang direncanakan oleh Menteri Pertahanan,” ujar Iqbal.

Iqbal menjelaskan, pada awal April 2022, pihaknya telah memasang senjata utama atau main gun 57mm MK3 pada KRI Halasan-630. Hal ini merupakan salah satu upaya dalam mempercepat pemenuhan Minimum Essential Force (MEF) guna menyelaraskan pembangunan kekuatan pokok komponen pertahanan menuju postur TNI AL yang ideal.

Selanjutnya, telah dilaksanakan training bagi awak kapal untuk mengoperasikan senjata tersebut pada pertengahan Agustus 2022. Pelatihan yang berlangsung selama 15 hari tersebut, menghadirkan langsung tenaga ahli dari mitra global selaku produsen senjata utama KRI Halasan-630.

Pelatihan meliputi pengoperasian senjata, serta pemeliharaan. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para awak dapat memiliki kemampuan dan pengetahuan bidang integrasi system dan senjata dengan baik, sehingga dapat melaksanakan tugas dalam menjaga kedaulatan NKRI dengan optimal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler