Pelatih Timnas: Ada 10 Potensi Medali di Turnamen Panjat Tebing Dunia

Dua atlet yang selalu menjadi andalan adalah Veddriq Leonardo dan Kiromal Katibin.

Dok. Republika
Atlet nasional Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kiromal Katibin, berhasil memecahkan rekor sebagai atlet panjat tebing tercepat dunia di International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup 2022.
Rep: Fitrianto Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai tuan rumah, Indonesia dapat menurunkan atlet lebih banyak dari negara lainnya. Pada Turnamen Panjat Tebing Dunia yang akan digelar 22-24 September 2022 di Lot 16-17 SCBD Park Sudirman Jakarta, Indonesia akan menurunkan 42 atlet di seri-7 kejuaraan dunia ini. Ini terdiri dari 22 atlet speed dan 20 atlet lead.

Baca Juga


Mereka terbagi ke dalam kategori speed putra 12 orang dan putri 10 orang, sedangkan kategori lead 10 putra dan 10 putri.

Pelatih Panjat Tebing Hendra Basir menyatakan, potensi meraih medali ada di 10 atlet, tujuh putra dan tiga putri. Kesemuanya dari nomor speed. Sedangkan di nomor lead, Indonesia hanya berharap bisa terus menaik prestasinya. Saat ini torehan terbaik nomor lead ada di peringkat 47 dunia.

"Sebanyak 10 atlet punya potensi meraih medali tujuh putra dan tiga putri semuanya nomor speed yang memang menjadi andalan kita. Di nomor ini pula kita berharap pada Olimpiade 2024 Paris kita bisa menorehkan sejarah meraih medali emas," Jelas Hendra saat jumpa pers, Sabtu (10/9/2022) di kawasan SCBD Jakarta.

Target lainnya selaku tuan rumah turnamen dunia panjat tebing, Hendra mengungkapkan, ingin medali emas world cup, podium pertama All Series, podium pertama timnas dan rekor pribadi atlet kita.

Untuk mencapai target tersebut Hendra menjelaskan persaingan datang dari sejumlah negara. "Cina, Prancis, Spanyol, dan Amerika Serikat saingan terberat kita. Rusia juga saingan berat. (Tetapi saat ini sedang menjalani hukuman akibat invasi Ukraina)."

Dua atlet yang selalu menjadi andalan adalah Veddriq Leonardo dan Kiromal Katibin. Untuk Katibin pemegang rekor dunia saat ini 5 detik, kerap gagal di partai final. Berharap saat tampil di depan pendukung sendiri bisa lebih baik lagi.

"Kalau sudah final, atlet biasanya tampil all out. Manjat ini beda dengan lari sprint, sedikit. Pijakan atau cengkraman salah saja audah jatuh dan kalah. Ini yang terus kita evaluasi mengenai kegagalan Katibin di laga-laga final," kata Hendra. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler