Kelamaan Lihat Ponsel di Siang Bolong Picu Kebutaan Parsial, Dua Orang Ini Mengalaminya

Menatap layar ponsel-tablet di saat matahari terik buruk untuk kesehatan mata.

Istimewa
Membawa ponsel saat berlibur (ilustrasi). Aktif menggunakan ponsel selagi berjemur di pantai, seorang gadis berusia 20 tahun mengalami kebutaan parsial.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menggunakan ponsel di hari yang cerah bisa berbahaya bagi mata. Seorang perempuan muda mengalami kebutaan sebagian (kebutaan parsial) karena menatap layar ponsel di siang bolong,

"Kebutaan itu ditemukan disebabkan oleh kerusakan retina yang serius setelah terpapar pantulan kuat matahari di layar ponsel," kata para peneliti seperti dilansir dari Express, Senin (12/9/2022).

Baca Juga


Pasien perempuan diidentifikasi sebagai seorang gadis berusia 20 tahun yang dilaporkan aktif menggunakan ponselnya di pantai. Kerusakan indra penglihatan akibat paparan sinar matahari awalnya mengakibatkan kesulitan membedakan bentuk yang jauh.

Kondisi tersebut kemudian didiagnosis sebagai permanent central scotoma. Ini ditandai dengan kemunculan sebuah titik buta yang terjadi di pusat penglihatan seseorang.

Vision loss merupakan kondisi saat orang kehilangan kemampuan melihat dengan baik tanpa alat koreksi penglihatan seperti kacamata atau lensa kontak. Ini termasuk katarak, glaukoma, dan kelainan refraksi.

Vision loss memiliki banyak penyebab, sebagian besar di antaranya bisa dicegah. Ada kalanya, sinar UV dapat menyebabkan penumpukan cairan yang menyebabkan pembengkakan retina.

Risiko kesehatan ini telah disorot dalam laporan kasus dua pasien yang menderita berbagai tingkat vision loss setelah menggunakan ponsel mereka di bawah sinar matahari. Kedua pasien dalam laporan tersebut, yang tidak disebutkan namanya, secara klinis didiagnosis dengan solar maculopathy.

Selain perempuan tersebut, ada seorang laki-laki yang mengalami masalah penglihatan jangka panjang setelah retinanya mengalami kerusakan akibat terlalu lama menatap layar ponsel. Pasien kedua merupakan seorang pria berusia 30 tahun yang membaca tabletnya selama berjam-jam sambil duduk di teras yang cerah di sebuah resor ski.

Sejak itu, pasien berjuang untuk melihat bentuk benda yang jauh selama dua hari penuh setelah retina matanya rusak. Meskipun kehilangan ketajaman penglihatan untuk beberapa waktu, ia akhirnya sembuh total.

Bagaimana mencegah solar maculopathy? Journal of Medical Case Reports yang belum lama ini menarik perhatian pada masalah ini memberikan saran tentang cara pencegahannya.

Solar maculopathy adalah entitas klinis yang biasanya terjadi pada pasien yang menatap langsung ke matahari. Menurut laporan itu, tak satupun dari kedua pasien mengaku menatap langsung ke matahari setiap saat.

Peneliti menyimpulkan, refleksi sinar matahari dari layar ponsel perlu dipertimbangkan sebagai faktor risiko yang mungkin meningkatkan radiasi matahari dan risiko berikutnya dari solar maculopathy. Menurut laporan tersebut, fenomena tersebut lebih mungkin terjadi pada kondisi atmosfer dan geografis tertentu, seperti langit cerah atau ketinggian.

"Dalam laporan kami, kedua pasien datang ke klinik setelah membaca melalui perangkat seluler mereka setidaknya selama tiga jam," kata peneliti.

Untuk menghindari risiko tersebut, peneliti menyarankan penggunaan kacamata hitam dengan filter yang sesuai saat membaca dari tampilan di lingkungan di mana radiasi matahari dianggap meningkat. Ada banyak bukti bahwa sinar UVA dan UVB berbahaya yang terkandung dalam sinar matahari dapat menjadi faktor dalam berbagai penyakit mata.

Mengenakan kacamata hitam yang efektif dapat menghalangi sinar UV, tetapi karena sinar ini datang dari berbagai arah, sebaiknya gunakan topi untuk perlindungan tambahan. Sebagai alternatif, The National Eye Institute merekomendasikan untuk memilih kacamata hitam yang pas dan bisa menghalangi cahaya dari sekitar lensa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler