Dokter Jelaskan Cara Penularan HIV/AIDS
Penderita AIDS tidak perlu terlalu mendapat perlakuan sentimen sosial yang berlebihan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Beberapa hari lalu viral berita terkait ratusan mahasiswa yang ternyata setelah melalui pemeriksaan telah terjangkit virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). HIV jika tidak terdeteksi dan ditangani dengan cepat dalam jangka panjang akan menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yang menyerang imunitas tubuh seseorang.
AIDS menjadi salah satu penyakit mematikan. Meski telah ada antivirus sebagai penanganan untuk memperlambat laju penyebaran virus dalam tubuh dan diharapkan dapat meningkatkan harapan hidup penderita, tapi hingga saat ini belum ada penanganan medis yang telah benar-benar menyembuhkan penyakitnya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Sari Asih Ciledug, Kota Tangerang Astri Handayani menyebut, AIDS bisa menimbulkan beberapa gejala sistemis dan menjalar ke seluruh tubuh. Contohnya seperti demam, berkeringat di malam hari, kelenjar membengkak, merasa kedinginan, batuk, diare, mual dan muntah, masalah kulit dan mulut disebabkan infeksi jamur, merasa lemah, dan dalam jangka panjang terjadi penurunan berat badan yang ekstrem.
“Secara umum penderita AIDS itu memiliki sistem kekebalan tubuh yang buruk sehingga mereka mudah terserang infeksi oportunistik, yaitu infeksi yang disebabkan oleh organisme yang merusak sel-sel tubuh manifestasi yg sering muncul seperti diare kronik, pneumonia, atau TB paru dan toksoplasmosis otak," jelasnya.
Jika seseorang punya kekebalan tubuh yang baik maka ia tidak akan terlalu terpengaruh gejala-gejala AIDS karenakan virus HIV membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menginfeksi tubuh seseorang.
Penyebab penularan HIV
Kasus HIV paling sering terjadi pada heteroseksual diikuti homoseksual, pengguna NAPZA, dan pekerja seksual. Sejumlah faktor penyebab penularan virus HIV disebutkan ialah adanya kontak cairan secara seksual baik seperti biasa maupun anal serta berhubungan seksual dengan berganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman.
Kontaminasi melalui darah turut berisiko menginfeksi orang lain, terutama melalui jalur jarum suntik pada penguna narkotika, yang digunakan secara bersama sama, penerima transfusi darah, ataupun produk darah. Meskipun jarang, HIV juga dapat ditularkan ibu ke anak selama masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui.
Melahirkan dengan cara caesar bisa meminimalisasi paparan virus dibanding secara normal. “Tiga jalur tersebut merupakan yang utama dari penyebaran virus HIV. Tidak menular melalui udara, air mata, air liur, keringat, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik sehingga penderita AIDS tidak perlu terlalu mendapat perlakuan sentimen sosial yang berlebihan,” tegas Astri Handayani