Naskah Kuno Bantu Masyarakat Pahami Rekam Jejak Bangsa
IHRAM.CO.ID, JAKARTA --Naskah kuno Nusantara membantu masyarakat Indonesia untuk memahami rekam jejak bangsa yang berisikan ragam budaya dengan nilai tinggi dan kejayaan masa lampau.
"Naskah kuno yang ada di Nusantara membantu masyarakat pahami rekam jejak serta hasil pemikiran leluhur,? ujar Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, dalam Ekspose Hasil Pelestarian Naskah Kuno Nusantara Tahun 2022 yang dipantau di Jakarta, Senin (19/9/2022).
Dia menambahkan naskah kuno merupakan hasil pemikiran para leluhur dalam membangun peradaban bangsa ke arah lebih baik. Pengetahuan yang terkandung di dalam naskah kuno sangat penting dan dapat dipakai untuk kehidupan yang lebih baik.
Sebagai institusi peradaban yang menjadi simbol negara, perpustakaan mengemban tugas untuk menjelaskan kepada dunia internasional tentang ragam ajaran mengenai tatanan sosial kehidupan masyarakat.
"Tugas utama kita adalah bagaimana mengangkat nilai-nilai kearifan yang ada di dalam manuskrip,"jelas dia.
Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas, Amich Alhumami, menjelaskan bahwa naskah kuno adalah cerminan dari pencapaian tinggi karya kognitif sebuah bangsa. Naskah kuno merupakan bagian dari artefak pengetahuan yang terhimpun dalam dokumen kebudayaan.
"Himpunan naskah kuno itu mengandung ilmu pengetahuan yang sangat kaya dan sangat valid jika dikatakan, bahwa sesungguhnya ini adalah bagian dari capaian pengetahuan tinggi sebuah bangsa," kata Amich.
Naskah kuno, memiliki porsi yang sama pentingnya dengan isu pembangunan lain. Hal tersebut dikarenakan naskah kuno menjadi bagian yang sangat sentral dalam cakupan pembangunan kebudayaan.
Di sisi lain, Guru Besar Filolog FAH UIN Jakarta, Oman Fathurahman, mengatakan ada tujuh aspek dalam ekosistem dunia pernaskahan Nusantara yakni regulasi dan kebijakan, pemilik manuskrip, media publikasi dan advokasi, konservasi, restorasi, dan digitalisasi, jejaring global, database berbasis big data, serta sumber daya manusia unggul berkualifikasi.*