Sempat Diremehkan, Kini Gia Sukses dalam Bisnis Fashion Muslim

Gia membangun bisnis fashion muslim benar-benar dari nol dan sempat diremehkan.

Istimewa
Witgia Indah Rosayu, pengusaha bisnis busana muslim. Gia membangun bisnis fashion muslim benar-benar dari nol dan sempat diremehkan.
Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, Meski sempat diremehkan orang terdekatnya sendiri, mimpi untuk menjadi pribadi yang terus berkembang tak pernah pupus. Kini, ibu dengan satu buah hati ini telah membuktikan bahwa tekad yang diperjuangkannya telah jauh melebihi penilaian yang dialamatkan padanya.

"Nggak ada yang percaya aku bisa berkembang dan jadi seseorang walau dikuliahin jauh. Karena dulu aku orangnya pendiam, maluan, sakitan. Dari sana bertekad, pulang dari rantau, nggak hanya bawa ijazah, tapi bawa diri yang berbeda," tutur Witgia Indah Rosayu dalam rilisnya, Rabu (21/9/2022).

Gia, sapaan akrabnya, punya tekad untuk terlepas dari nyinyiran orang lain atas segala kekurangan yang dimilikinya. Sejak merantau untuk kuliah di Bandung, menjadi titik balik bagi perempuan asal Cirebon, Jawa Barat ini untuk menjadi pribadi yang terus bertumbuh.

Di awal perkuliahan, tanpa rasa malu, Gia sudah mencoba peruntungan usaha dengan menjajakan donat ke teman-teman kuliahnya. Hal itu dilakukannya secara diam-diam tanpa sepengetahuan sang orang tua. Lantaran takut dilarang atau memalukan orang tuanya.

Sekian waktu dijalani, meski banyak pesanan, Gia justru merasa kelelahan juga. Istri dari Muhammad Imam ini mencoba peruntungan lain dengan mulai berbisnis fashion muslim. Ketika itu sedang eranya hijab motif Superfine. Disitulah awal mulanya Gia berbisnis fashion.

Usaha ini dijalani bersama empat kawan dekat kuliahnya di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung. Ketika itu, Gia memberanikan diri meminjam sejumlah uang ke ibundanya untuk modal awal membuat label brand. Bisnis ini, diakui Gia, berkembang sangat pesat.

Saat bisnisnya mulai berkembang, usai lulus kuliah, ia justru harus rela meninggalkan apa yang telah dia besarkan. Sang ibu, ingin Gia kembali ke Cirebon dan meninggalkan semua yang sudah dibangun di Bandung: Bisnis, koneksi, lingkungan dan investasi lainnya.



Sampai kemudian, tibalah ia berjodoh dengan teman kuliah yang menjadi suaminya sekarang. Mereka secara bersama-sama merintis brand fashion muslim baru bernama Gimi Hijab, akronim dari Gia dan sang suami Muhammad Imam.

Selang beberapa tahun kemudian, Gimi Hijab sudah bertumbuh dengan pesat, memiliki banyak karyawan dan ribuan mitra reseller di sejumlah wilayah di Indonesia. Tiap bulannya Gimi Hijab bisa menjual hingga ribuan pieces. Mulai hijab hingga gamis.

"Namanya memulai pasti selalu sulit. Nggak ada yang beli. Nggak ada yang percaya. Dulu karyawan kami kerjaannya bersih-bersih rumah, nyapu, dan ngepel saja. Nggak ada aktivitas yang super sibuk kaya sekarang. Tapi aku dan suami selalu yakin pasti bisa," kata Gia mengenang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler