Mendikbudristek Jajaki Kerja Sama dengan Sejumlah Kampus Top di AS

Mendikbudristek berkunjung ke MIT, Northeastern, Harvard, dan Georgetown University.

Kemendikbudristek
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim. Pada Rabu (21/9/2022), Nadiem menjajaki kemungkinan kerja sama dengan sejumlah kampus top dunia di Amerika Serikat.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menjajaki kemungkinan kerja sama dengan sejumlah kampus top dunia di Amerika Serikat. Ia menyebut langkah tersebut merupakan bukti keseriusannya dalam mentransformasi pendidikan tinggi Indonesia.

Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat, Nadiem bertemu sejumlah pimpinan kampus top dunia, yakni Massachusetts Institute of Technology (MIT), Northeastern Univeristy, Harvard University, dan Georgetown University di Washington DC. MIT menjadi lokasi pertama pertemuan.

Sejak berdirinya pada tahun 1861, MIT berperan penting dalam perkembangan teknologi dan sains modern. Saat menerima kunjungan Nadiem, Presiden MIT Rafael L Reif mengapresiasi transformasi pendidikan yang berlangsung di Indonesia.

Menurut Reif, transformasi pendidikan tinggi di Amerika dilakukan dengan berkolaborasi dengan industri sehingga yang dilakukan oleh Indonesia sudah tepat pada jalurnya. Dia menyatakan MIT siap bekerja sama dengan Kemendikbudristek untuk memecahkan masalah-masalah terpenting yang tengah dihadapi Indonesia.

Baca Juga



"Saya belajar banyak dari salah satu institusi pendidikan teknik terbaik di dunia, yaitu MIT, terutama cara mereka melakukan riset, transformasi, dan kolaborasi antardisiplin. Itu yang juga tengah dilakukan di Indonesia," kata Nadiem dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (22/9/2022).

Sementara itu, di Northeastern University, Nadiem bercerita tentang transformasi yang tengah terjadi di Indonesia melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Executive Vice Provost Northeastern University, Tom Sheahan, menyanjung pemerintah Indonesia yang mendorong para mahasiswa mengikuti program MBKM.

Tom menjelaskan bahwa Northeastern memiliki sejenis program kewirausahaan yang punya semangat seperti MBKM sejak 1890. Dia menyebut  dibutuhkan lebih dari 100 tahun untuk menemukan sistem terbaik untuk melepas sekat antara dunia kampus dan dunia industri.

Di Harvard, Nadiem bertemu dengan sejumlah profesor dari Harvard Kennedy School, Harvard Business School, dan Direktur Eksekutif Harvard Center for International Development untuk bertukar pikiran. Selain itu, Mendikbudristek juga melaksanakan peresmian program CS50.

Program CS50 Harvard ini diperuntukkan bagi guru. Dari 11.000 peminat, akan ada 150 guru informatika yang akan diberangkatkan untuk belajar secara asymmetric learning di Harvard.

"Saya sangat berharap ke depannya lebih banyak lagi guru yang lulus dari program ini dan dapat berbagi ilmu ke guru-guru lainnya," kata Nadiem.

Nadiem menutup kunjungannya dengan memberikan kuliah umum di Harvard Business School. Ia berbagi pengalaman dengan mahasiswa dari berbagai negara.

Selanjutnya, pada 22 September waktu setempat, Nadiem melaksanakan pertemuan untuk membahas potensi kerja sama dengan Georgetown University di Washington DC. Lawatan Mendikbudristek ke AS memiliki dua misi khusus.

Pertama, untuk menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam hal transformasi sistem pendidikan melalui terobosan-terobosan Merdeka Belajar. Kedua, untuk mendorong kerja sama, antara lain di bidang pendidikan tinggi dengan sejumlah universitas dan di bidang kebudayaan dengan institusi riset dan permuseuman top dunia yang berkedudukan di AS.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler