Muslim Italia Yakin Pemerintah Baru akan Lindungi Kebebasan Beragama
Muslim berharap pemerintah baru akan memperhatikan hak-hak komunitas Islam.
REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Komunitas Islam di Italia berharap untuk bekerja sama dengan kabinet baru, terutama untuk kebebasan beragama yang dijamin oleh konstitusi. Mereka meyakini pemerintahan baru akan melindungi lebih dari tiga juta Muslim yang tinggal di negara tersebut.
“Kami sangat yakin setiap Pemerintah Italia akan menghormati Konstitusi, yang termasuk dalam prinsip dasar kebebasan beribadah. Kami berharap pemerintah baru akan memperhatikan hak-hak komunitas Islam,” kata Yassine Lafram, presiden Persatuan Komunitas Islam Italia, dilansir dari Arab News, Senin (26/9/2022).
Lafram mengatakan umat Islam di Italia, masih memiliki banyak masalah, dari pemakaman Islam hingga perlunya undang-undang yang mengatur pembangunan tempat ibadah untuk semua agama. Dia juga menyatakan keinginannya agar kesepakatan formal antara negara Italia dan komunitas Islamnya segera dijamin.
“Adalah kepentingan pemerintah baru bahwa ada pengakuan hukum penuh terhadap komunitas Islam. Ini akan meningkatkan integrasi,” katanya.
“Kami berharap banyak dari pemerintah yang berjanji mewakili semua orang Italia. Komunitas Islam Italia tidak bisa dituduh dekat dengan fundamentalisme Islam. Kami semua warga Republik Italia yang merasa mereka adalah bagian integral dari masyarakat Italia,” tambah Lafram.
Andrea Delmastro dari Brothers of Italy mengatakan kepada Arab News tepat setelah hasil pemilihan diumumkan: “Warga negara yang baik tidak perlu takut, apa pun agama mereka, selama mereka menghormati hukum. Dan sikap Italia terhadap Timur Tengah tidak akan berubah.”
Dalam pidato kemenangannya, Meloni dengan nada moderat mengatakan: “Jika kita dipanggil untuk memerintah bangsa ini, kita akan melakukannya untuk semua orang, kita akan melakukannya untuk semua orang Italia, dan kita akan melakukannya dengan tujuan menyatukan rakyat (dari negara ini).”
Selama kampanye pemilihan, kaum kiri memperingatkan Meloni dapat mendorong Italia ke blok tidak liberal Eropa bersama Hongaria dan Polandia, berjuang melawan keragaman dan melakukan agitasi terhadap Brussel.
Kepemimpinan baru diharapkan lebih keras dari pemerintah sebelumnya terhadap migran ilegal, tetapi tidak ada yang diharapkan untuk mengubah sikap tradisional Italia yang baik terhadap Timur Tengah dan dunia Arab.
Analis politik Italia juga menunjukkan bahwa Kabinet baru tidak mungkin menunjukkan wajah keras terhadap populasi Muslim di negara itu, terutama karena Liga (Lega), partai xenofobia dan anti-migran yang dipimpin oleh Matteo Salvini, tampil buruk dalam pemilihan. Liga masih akan menjadi bagian dari mayoritas, tetapi akan memiliki suara yang jauh lebih kuat.