BNPB: Sepekan Terakhir, Banjir Mendominasi Kejadian Bencana

Pada musim hujan awal ini hitungannya dalam satu hari sudah ada tujuh kali bencana

Dok. Tagana Kabupaten Pangandaran
Petugas membantu proses evakuasi barang milik warga yang terdampak banjir di Desa Bunisari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran, Selasa (27/9/2022).
Rep: Dian Fath Risalah Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terjadi 48 kali bencana selama sepekan terakhir dari kurun 19 hingga 25 September 2022. Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan jumlah ini lebih banyak dibandingkan sepekan sebelumnya sebanyak 45 kali.

"Pada musim hujan awal ini hitungannya dalam satu hari sudah ada tujuh kali bencana, kita harus benar-benar waspada dan meningkatkan kewaspadaan kita," kata Abdul Muhari dalam Konferensi Pers secara daring, Selasa (27/9/2022).

Abdul Muhari menjelaskan, variabel kejadian bencana di pekan ini 100 persen bencana hidrometeorologi basah dan kering. Antara lain banjir, cuaca ekstrim dan tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan.

"Banjir menjadi bencana terbanyak pada periode ini dengan 20 kejadian, selanjutnya cuaca ekstrem 12 kejadian, kebakaran hutan dan lahan 4 kejadian, tanah longsor 11 kejadian dan kekeringan 1 kejadian," ungkap Abdul Muhari.

Dalam kurun waktu tersebut, sambungnya, banjir merendam 5.045 rumah dan menyebabkan 22.988 jiwa terdampak mengungsi serta mengakibatkan 41 rumah rusak. Sedangkan cuaca ekstrem menyebabkan 7 jiwa luka-luka, 2490 jiwa terdampak mengungsi dan 182 rumah rusak.

Karena itu, kata Abdul Muhari, kejadian ini menjadi perhatian BNPB. Sudah hampir dua bulan fase bencana hidrometeorologi basah dan hidrometeorologi kering terjadi bersamaan.

"Ini yang menjadi perhatian kita karena sudah hampir dua bulan berturut-turut kita mengalami fase-fase dimana kita ada kejadian bencana hidrometeorologi kering tetapi juga ada hidrometeorologi basah," ujarnya.

BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagan, mengingat sebagian wilayah Indonesia akan memasuki musim penghujan. Dengan melakukan beberapa langkah yaitu memantau kondisi drainase yang ada pada lereng di sekitar rumah agar tidak tersumbat sehingga menyebabkan tanah longsor, menanam pohon berakar kuat pada lereng untuk menahan tanah dan mendapatkan informasi terkini terkait cuaca dari pihak yang berwenang.

Selain itu untuk mengantisipasi banjir dapat melakukan hal berikut seperti, memperhatikan tanda-tanda alam seperti memantau debit air sungai, dan ketika hujan dengan itensitas tinggi terjadi terus menerus selama satu jam agar melakukan evakuasi mandiri.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler