Richarlison Jadi Korban Rasisme pada Laga Brasil Vs Tunisia, CBF Berang

Richarlison dilempari pisang saat berselebrasi gol usai menjebol gawang Tunisia.

EPA-EFE/MOHAMMED BADRA
Penyerang Brasil Richarlison (kanan) saat merayakan golnya ke gawang Tunisia dalam laga persahabatan. Richarlison menerima perlakuan rasisme.
Rep: Frederikus Bata Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Perilaku rasisme kembali terjadi di sepak bola. Kali ini penyerang tim nasional Brasil, Richarlison de Andrade menjadi korban tindakan negatif tersebut.

Baca Juga


Situasi bermula saat Richarlison memperkuat Selecao dalam uji coba kontra Tunisia. Duel berlangsung di Parc des Princes, Paris, Rabu (28/9) dini hari WIB. Raksasa Amerika Selatan itu menang 5-1 atas wakil Afrika.

Richarlison turut menyumbang gol untuk timnya pada menit ke-19. Otomatis ia melakukan selebrasi. Pada momen itulah berlangsung pelecehan terhadapnya saat berlari ke sudut lapangan untuk merayakan keberhasilannya membobol gawang lawan. 

"Pemain depan Tottenham, Richarlison dilempari pisang. Itu merupakan bentuk pelecehan rasial terhadapnya, di sela-sela kemenangan Brasil atas Tunisia pada partai persabatan," demikian laporan yang dikutip dari Sky Sports.

Sebuah rekaman video menunjukkan rekan setim Richarlison, Fred, menendang pisang itu. Ada juga benda lain yang dilemparkan ke lapangan. Situasi ini terasa kontras dengan kampanye yang terus digaungkan.

Sebelum pertandingan, Brasil telah berpose dengan spanduk anti rasisme. "Tanpa pemain kulit hitam kami, kami tidak akan memiliki beberapa bintang di seragam kami," tambahan laporan dari Sky Sports, berisi kutipan di spanduk tersebut.

Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) merespons situasi di Paris itu. Mereka mengutuk tindakan pelecehan terhadap Richarlison. CBF menyerukan pihak berwenang memberikan hukuman berat kepada pelaku.

"Setelah gol kedua Brasil, sebuah pisang dilemparkan ke arah Richarlison. CBF memperkuat pendiriannya terhadap diskriminasi dan dengan keras menolak tindakan rasisme lainnya dalam sepak bola. Baik di dalam atau di luar lapangan, sikap seperti ini, tidak bisa ditoleransi," demikian pernyataan resmi CBF.

Presiden CBF Ednaldo Rodrigues menambahkan. Ia mengaku terkejut melihat aksi negatif seperti itu dengan mata kepalanya sendiri. Ia meminta pihak berwenang memberikan hukuman seberat-beratnya pada siapa pun yang melakukan aksi tak terpuji itu.

"Kita harus selalu ingat, kita semua sama, tanpa memandang warna kulit, ras, atau agama," ujar Rodrigues, menegaskan. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler