Ketua DPR Desak Investigasi Menyeluruh Tragedi Kanjuruhan

Kata Puan peristiwa tersebut mutlak harus diivestigasi secara menyeluruh.

ANTARA/Zabur Karuru
Warga menyaksikan mobil yang hangus terbakar akibat kericuhan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Ahad (2/10/2022). Sedikitnya 129 orang dilaporkan meninggal dunia dan 13 mobil rusak akibat kerusuhan tersebut.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR Puan Maharani turut berbelasungkawa atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, yang menelan 127 korban jiwa. Namun demikian, peristiwa tersebut mutlak harus diivestigasi secara menyeluruh. 


"Kenapa bisa terjadi tragedi yang memakan korban jiwa sebanyak itu di lapangan sepakbola? Bagaimana proses pelaksanaan oleh panitia penyelenggara? Bagaimana prosedur pengamanannya?" ujar Puan lewat keterangannya, Ahad (2/10/2022).

"Semua harus diinvestigasi secara menyeluruh. Tidak boleh tidak! Ini soal nyawa orang yang hilang," sambungnya menegaskan.

Pertandingan sepakbola seharusnya menjadi tempat hiburan yang menyenangkan bagi masyarakat umum. Termasuk para suporter dalam mengekspresikan dukungan kepada tim kesayangannya.

"Bukan malah menjadi tempat terjadinya tragedi yang menghilangkan seratusan lebih nyawa manusia," ujar Puan.

Terakhir, ia meminta Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) juga berbenah diri. Serta mengevaluasi total pelaksanaan liga sepakbola nasional.

"Kami meminta liga nasional dihentikan sementara untuk menghormati para korban, sambil menunggu hasil investigasi menyeruluh atas tragedi ini," ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.

Kepala Polda Jawa Timur (Kapolda Jatim), Irjen Nico Afinta menjelaskan, korban tragedi usai pertandingan Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022), malam WIB, mencapai 127 orang.

Derby Jawa Timur yang dikenal panas tersebut menyisakan kepedihan karena menciptakan korban nomor dua terbanyak dalam sejarah insiden sepak bola di dunia. Mereka yang meninggal terdiri dua personel Polri, yaitu Brigadir Andik dan Briptu Fajar yang berdinas di Polres Trenggalek dan 125 suporter.

Menurut Nico, sebanyak 34 orang meninggal di Stadion Kanjuruhan dan 93 orang sisanya meninggal di rumah sakit (RS). "Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," kata Nico di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Ahad (2/10/2022) pagi Wib.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler