Bukan Flu, Sakit Kepala tak Kunjung Sembuh Plus Demam Bisa Jadi Gejala Meningitis

Gejalanya mirip flu, meningitis disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau parasit.

www.freepik.com.
Sakit kepala (ilustrasi). Nyeri kepala yang tidak sembuh disertai demam merupakan salah satu gejala meningitis,
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis saraf Adisresti Diwyacitta mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap gejala meningitis. Salah satunya berupa sakit kepala disertai demam yang tidak kunjung membaik.

"Kalau misalnya ada yang merasa mengeluhkan nyeri kepala tidak sembuh-sembuh atau semakin berat, disertai demam, jangan sepelekan, baiknya segera berobat ke dokter untuk dievaluasi lebih lanjut," kata dokter dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof Dr dr Mahar Mardjono itu saat diskusi daring bertema "Mengenal Infeksi Otak" di Jakarta, Senin (3/10/2022).

Dr Adisresti mengatakan gejala awal meningitis mirip dengan flu. Itu membuat meningitis cukup sulit untuk dibedakan apabila pasien tidak datang memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan (faskes).

Umumnya, pasien yang datang ke faskes sering mengeluhkan sakit kepada dan demam. Jika keluhan tersebut tak kunjung sembuh setelah pasien berobat ke faskes tingkat pertama, dr Adisresti menganjurkan agar pasien melakukan pemeriksaan di faskes tingkat lanjut untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

"Kalau flu kan harusnya minum obat atau berobat ke klinik sembuh dalam beberapa hari, tapi kalau meningitis tidak sembuh dengan minum obat tersebut," katanya.

Dr Adisresti mengatakan selain sakit kepada dan demam, gejala meningitis lain yang mungkin dialami pasien dapat berupa kaku kuduk atau kekakuan pada leher, penurunan kesadaran, kejang, dan mual atau muntah. Gejala yang lebih parah dapat menimbulkan lemahnya bagian tubuh pada satu sisi.

Dr Adisresti menjelaskan sejumlah pemeriksaan perlu dijalani pasien di faskes tingkat lanjut untuk menegakkan diagnosis, seperti pemeriksaan riwayat kesehatan, CT scan, dan MRI. Yang tak kalah penting, yaitu lumbal pungsi atau tindakan untuk mengambil sampel cairan otak dari tulang punggung belakang untuk diperiksakan di laboratorium.

"Lumbal pungsi merupakan salah satu yang membantu kami menegakkan diagnosis, apakah ini infeksi otak atau bukan," jelas dr Adisresti.

Lumbal pungsi hanya bisa dilakukan rumah sakit besar.  Meningitis merupakan kondisi infeksi otak yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau parasit.

Dr Adisresti menegaskan kondisi ini harus diwaspadai karena dapat membahayakan nyawa bila tidak tertangani dengan baik. Penanganan meningitis dapat bervariasi bergantung penyebabnya.

Jika disebabkan oleh tuberkulosis (TBC), menurut dr Adisresti, dokter akan memberi obat TBC. Hanya saja, durasi konsumsi menjadi lebih lama hingga minimal satu tahun.

Baca Juga


Jika meningitis disebabkan bakteri, maka obat yang diberikan berupa antibiotik. Lalu, jika disebabkan jamur, maka pengobatan dapat berupa obat antijamur.

Dalam kasus yang cukup berat, maka pasien akan dirawat inap dan obat akan diberikan melalui infus. Dalam kasus tertentu, seperti pembengkakan di area jaringan otak, tindakan operasi dapat dimungkinkan apabila memang diperlukan.

Dr Adisresti mengatakan pasien bisa sepenuhnya sembuh atau kembali dapat beraktivitas normal apabila meningitis dalam derajat ringan serta mendapat penanganan sedini mungkin dan tepat. Hanya saja, ada juga pasien yang datang ke faskes dengan gejala klinis sudah berat.

"Mungkin itu juga kalaupun sembuh akan menimbulkan gejala sisa, misalnya lemas (pada tubuh) satu sisi yang akan mengganggu mobilitas pasien pada saat nantinya," kata dr Adisresti.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler