Murid SDN Karanggondang Pabelan Belajar di Ruang Kelas Darurat
Tiga ruang kelas rusak parah dan kondisinya kian membahayakan.
REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Empat dari enam ruang kelas SDN Karanggondang, Desa Karanggondang, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang mengalami kerusakan dan kondisinya semakin membahayakan.
Akibatnya puluhan siswa terpaksa harus melaksankan kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam ruangan yang terbatas. Sebab agar proses KBM tetap berjalan, beberapa ruang lain yang kondisinya relatif masih baik kini digunakan untuk ruang kelas sementara.
Sekretaris Komisi D DPRD Kabupaten Semarang, Joko Sriyono mengatakan di sekolah ini total ada 11 ruangan yang terdiri atas beberapa lokal gedung. Namun sebanyak empat dari enam ruang kelas yang ada saat ini dalam kondisi rusak.
Tiga ruang kelas di antaranya mengalmi rusak parah setelah bagian atap dan plafonnya kerangka atapnya sudah melengkung. “Bahkan beberapa eternit ruang kelas tersebut sebagian sudah lepas dan nyaris ambrol,” jelasnya di Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (4/10).
Agar kondisinya tidak semakin membahayakan, lanjutnya, plafon ruang kelas yang nyaris ambrol tersebut –saat ini-- telah dipasang beberapa tiang darurat dari batang bambu untuk penguat.
Ruang kelas yang rusak parah ini telah dikosongkan dan tidak digunakan lagi untuk KBM. Unttuk ruang kelas darurat saat ini pihak sekolah menggunakan tiga ruangan lain, masing- masing ruang Perpustakaan, ruang Guru serta ruang Komputer.
Sementara satu ruang kelas saat ini sudah mulai bocor- bocor karena kerangka atapnya juga sudah terlihat rapuh. “Kondisi ruang kelas yang memprihatinkan ini sudah berlangsung dalam dua tahun terakhir,” tambahnya.
Kerusakan ruang kelas di SDN Karanggondang ini, lanjut Joko, didominasi pada bagian atap sehingga perlu bambu penyangga agar tidak roboh. Kuda- kuda bangunan sudah rusak semua dan keropos akibat dimakan rayap.
Sehingga kondisi kerusakannya juga kian parah. “Kami sudah melihat langsung ke lokasi dan kondisinya memang sudah tidak layak dan sangat membahayakan murid serta guru jika digunakan untuk kegiatan belajar,” tambahnya.
Karena kondisi rusak di empat ruang kelas tersebut, kegiatan belajar siswa dipindahkan ke ruang lain yang disekat. Sehingga sangat tidak nyaman karena memang ukuran ruangn tersebut juga terbatas.
Kondisi sekolah yang rusak tersebut diketahui setelah ada laporan dari masyarakat dan kepala sekolah yang baru. Terkait hal ini, Joko menuding penilik sekolah tidak bekerja dengan maksimal.
Ia juga mengimbau agar sekolah tidak hanya memperhatikan soal kurikulum saja, namun sarana pembelajaran yang ada juga harus mendapatkan perhatian. “Kasihan murid- murid jika sewaktu- waktu ambrol,” tambahnya.
Joko juga menyampaikan, di wilayah Kabupaten Semarang ini ada 400-an bangunan SD. maka wakil rakyat tidak bisa bekerja sendiri berkeliling ke semua skolah untuk memantau kondisi bangunan fisik sekolah.
“Maka kami minta kepada pihak sekolah untuk rajin melaporkan --secara berjenjang-- agar segera ada perhatian sekaligus penanganan terhadap kondisi ruang kelas yang saat ini dalam kondisi rusak,” lanjutnya.
Selain SD Negeri Karanggondang Pabelan, di SD Terban juga mengalami kerusakan bangunan. "Di Terban ini kerusakan terjadi di ruang perpustakaan. Ini juga sangat parah sehingga tidak bisa digunakan dan buku- buku koleksi juga harus dipindahkan agar tidak rusak,” tegasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang, Sukaton Purtomo Priyatmo yang dikonfirmasi mengatakan untuk penanganan kerusakan ruang kelas atau bangunan sekolah telah dianggarkan.
“Untuk perbaikan dan rehab ruang kelas yang rusak sudah masuk dalam pengajuan APBD Kabupaten Semarang tahun 2023 nanti,” jelasnya.