TGIPF Dalami Semua Tahapan Pertandingan Berujung Tragedi Kanjuruhan
Diharapkan dapat ditemukan siapa yang bertanggungjawab di setiap tahapan itu,
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan sudah mendatangi pihak-pihak yang terlibat dalam pertandingan antara Arema dan Persebaya pada 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang. Laga sepakbola itu berujung pada tragedi yang menewaskan setidaknya 130 orang.
TGIPF menyampaikan investigasi dilakukan dengan mendatangi dan mewawancarai berbagai pihak. Kemudian tim mendapatkan bukti-bukti pendukung yang menjadi bahan analisis tim.
"Investigasi kita lakukan di setiap tahapan, mulai dari perencanaan pertandingan, persiapan, pelaksanaan, hingga, terjadinya kerusuhan dan penanganan korban pasca kerusuhan, sehingga kita bisa menemukan siapa yang bertanggungjawab di setiap tahapan itu," kata anggota TGIPF Kanjuruhan, Doni Monardo dalam keterangannya yang diterima Republika pada Sabtu (8/10).
Doni menyebut tim yang dibagi dalam sejumlah kelompok itu bekerja secara simultan dengan mendatangi para pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pertandingan sepakbola tanggal 1 Oktober lalu. Satu tim mendatangi pihak panitia pelaksana, pengurus klub Arema, dan berdialog dengan perwakilan supporter.
Tim lain mendatangi Polres Malang, Sat Brimob Malang, dan Kodim 0808 Kab Malang. Tim ini sebelumnya juga sudah mendatangi sejumlah pihak di Surabaya. "Satu tim lagi berada di Jakarta yang bertugas mendapatkan keterangan yang bisa diakses dari Jakarta," ujar Doni.
Doni mengatakan berbagai alat bukti penting juga sudah didapatkan. Misalnya CCTV di dalam stadion yang bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peristiwa itu. "Berbagai alat bukti penting yang kita dapatkan ini nantinya akan memperkuat dan mempertajam analisis kita sehingga peristiwa Kanjuruhan ini dapat kita ungkap secara menyeluruh dan independen," ujar Sekretaris TGIPF, Nur Rochmad.
TGIPF turut mengumpulkan keterangan tentang penggunaan gas air mata baik dari pihak pengamanan, panitia pelaksana, maupun dari pihak korban. TGIPF pun melanjutkan kegiatannya antara lain dengan mengunjungi Stadion Kanjuruhan untuk memastikan kondisi dan standard kelayakan stadion, termasuk pintu-pintu dan kelengkapan personil petugas di setiap pintu.
"Korban luka yang telah kembali ke rumah juga akan ditemui tim untuk mendapatkan kesaksian yang lebih utuh tentang peristiwa pada malam itu. Demikian juga, keterangan dari sejumlah dokter yang menangani para korban akan didapatkan," sebut Rochmad.