Kolaborasi Masyarakat Tondok Bakaru Buka Peluang Usaha Berkelanjutan
Desa wisata Tondok Bakaru masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, MAMASA -- Desa Tondok Bakaru di Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Melalui kolaborasi masarakatnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meyakini desa ini bisa membuka peluang usaha berkelanjutan.
Demikian dikatakan Sandi saat berkesempatan mengunjungi desa tersebut pada Rabu siang (12/10/2022). Dia mengatakan, desa wisata Tondok Bakaru ini telah melalui uji standar penilaian tim juri, sehingga bisa masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
"Mereka nantinya akan mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari mitra strategis Kemenparekraf," ujar Sandi dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat (14/10/2022).
Sesbelumnya, saat tiba di desa wisaa ini, Sand dan rombongan tiba di titik drop off dan disambut dengan prosesi pengalungan Sambu Bembe (sarung tenun Mamasa, Red).
Kemudian, seromonial Singgi (sambutan berbahasa Mamasa, Red) oleh To ma' singgi' atau tetua adat Mamasa. Kopi Mamasa menjadi suguhan pembuka sebagai bagian dari tradisi penyambutan.
Dalam kesempatan itu, Mas Menteri--sapaan Sandiaga--mendengarkan presentasi yang dipaparkan oleh kepala desa dan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Sandi menjelaskan, tujuan desa wisata adalah untuk mempromosikan desa baik ke wisatawan nasional maupun internasional. ”Karena itu, kita membawa tim kreatif yang tidak hanya skala nasional tapi Asia,” imbuh Mas Menteri.
Dikatakan Sandi, majunya Desa Wisata Tondok Bakaru diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, khususnya pertanian Anggrek yang menjadi daya tarik. Dia juga memastikan, akan menampilkan produk ekonomi kreatif Tondok Bakaru di Asean Tourism Forum yang akan digelar di Yogyakarta.
”Tondok Bakaru memiliki potensi wisata luar biasa. Kemudian pertanian untuk kopi dan holtikultura. Namun, perkembangannya sangat lambat karena keterbatasan anggaran dan SDM,” kata Bupati Mamasa Ramlan Badawi.
Bicara soal potensi wisata, dia mengatakan, Desa Tondok Bakaru sangat komplet. Desa ini terletak tepat di bawah kaki Gunung Mambulilling yang merupakan salah satu gunung tertinggi di Sulawesi Barat. Selain itu, Desa Tondok Bakaru juga merupakan desa terakhir sebelum memasuki Taman Nasional Gandang Dewata.
"Desa ini memiliki enam Dusun dengan jumlah penduduk 2386 jiwa, mayoritas penduduknya merupakan petani," ujarnya.
Desa Tondok Bakaru berjarak sekitar satu kilometer dari Ibu Kota Kabupaten Mamasa. Rute menuju desa itu dapat dilalui dengan menggunakan sepeda motor, mobil, maupun bus pariwisata dengan waktu tempuh sekitar 5 menit dari kota Kabupaten Mamasa.
Wisata Tanaman Angrek memang ikon yang telah melekat di desa tersebut. itu berawal sejak 2017. Sejumlah pemuda desa memulai budidaya tanaman Anggrek Andemik Mamasa hal itu dilakukan guna mendorong perekonomian masyarakat.
Pembudiyaan tanaman anggrek itu terus berkembang dari tahun ke tahun hingga semakin banyak warga dan pemuda di desa ini yang melakoni pekerjaan sebagai pembudidaya Anggrek. "Kemudian, mereka membentuk Komunitas Tondok Bakaru Orchid (KTO) pada tahun 2018," Ramlan Badawi.
Sementara Anggota DPR RI Komisi X Arwan M Aras S berharap, kedatangan Mas Menteri mampu membangkitkan pariwisata di Sulbar, khususnya di Mamasa. Dia juga mengimbau, agar masyarakat sekitar, Pemda dan Pemprov berkolaborasi. ”Harus berkolaborasi, karena tidak bisa jalan sendiri-sendiri," ujarnya.