Qatar Tidak Alihkan Pasokan LNG dari Pembeli Asia ke Eropa
Beberapa negara Eropa menghadapi lonjakan harga energi dan krisis pasokan bahan bakar
REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- QatarEnergy tidak akan mengalihkan ekspor gas alam cair (LNG) yang dikontrak dengan pembeli Asia ke Eropa pada musim dingin ini. CEO QatarEnergy Saad Al-Kaabi pada Selasa (18/10/2022) mengatakan, QatarEnergy sedang bekerja untuk memperluas produksi gas dan operasi perdagangannya karena permintaan global melonjak.
Qatar telah menjadi salah satu eksportir LNG top dunia. Beberapa negara Eropa menghadapi lonjakan harga energi dan krisis pasokan bahan bakar. Mereka telah melakukan pembicaraan dengan Negara Teluk Arab untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan energi Rusia.
"Qatar benar-benar berkomitmen pada kontrak. Jadi ketika kami menandatangani (kontrak) dengan pembeli Asia atau pembeli Eropa, kami tetap berpegang pada kesepakatan itu. Jadi volume yang akan masuk ke Eropa itu yang sudah ditetapkan. Kami tidak akan mengambil dari pembeli Asia untuk dikirim ke Eropa, itu tidak akan terjadi," ujar Al- Kaabi, yang juga menjabat sebagai menteri energi.
QatarEnergy merupakan perusahaan milik negara. Awal tahun ini, QatarEnergy menandatangani kesepakatan proyek ekspansi LNG. Al-Kaabi mengatakan, kesepakatan ini bertujuan untuk menjadikan Qatar sebagai pedagang LNG terbesar di dunia melalui pertumbuhan organik.
"Kami akan terus membangunnya secara organik. Jadi kami tidak bermaksud mengakuisisi perusahaan atau semacamnya," kata Al-Kaabi.
Rencana perluasan North Field mencakup enam rangkaian LNG yang akan meningkatkan kapasitas pencairannya dari 77 juta ton per tahun menjadi 126 juta ton pada 2027. QatarEnergy menandatangani kesepakatan untuk menjual saham di fase ekspansi North Field East dengan TotalEnergies, Shell, Exxon, ConocoPhillips dan Eni. Bulan lalu, QatarEnergy menunjuk TotalEnergies sebagai mitra pertama dalam proyek North Field South.
"Total adalah perusahaan yang sangat penting untuk kemitraan kami di sini. Secara internasional, kami berada di banyak tempat bersama dalam eksplorasi," kata Al-Kaabi.
Qatar berupaya untuk memperkuat posisinya sebagai pemasokan LNG utama. Sementara Eropa berupaya untuk menggantikan pipa gas Rusia yang memasok hampir 40 persen impor energi ke Eropa. Pasokan itu telah berkurang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari, dan sanksi Barat terhadap Moskow.