Mendag Sinergikan 116 UKM Nasional dengan Importir Asal Korea Selatan
Indonesia telah meratifikasi persetujuan kemitraan ekonomi dengan Korea Selatan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyinergikan 116 usaha kecil menengah (UKM) nasional dengan 43 importir Korea Selatan dalam penjajakan kesepakatan dagang. "Indonesia dan Korea Selatan adalah sahabat dekat dengan hubungan yang sudah terjalin selama lima puluh tahun. Dari sisi hubungan dagang pun terus terdapat peningkatan, termasuk hari ini," kata Mendag lewat keterangannya di Jakarta, Kamis (20/10/2022).
Mendag percaya pelaku usaha kedua negara bisa mewujudkan lebih banyak kerja sama dan meningkatkan skala kerja sama mereka untuk kemajuan kedua negara. Hal itu sampaikan Mendag saat membuka Forum Bisnis Indonesia-Korea Selatan di Jakarta.
Mendag Zulkifli Hasan menyambut baik upayapara pelaku usaha Indonesia dan importir Korea Selatan untuk terus menjajaki peluang peningkatan perdagangan antara Indonesia dan Korea Selatan. Mendag juga berharapkeikutsertaan pelaku usaha Korea Selatan dalam Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 tahun ini akan semakin membawa kerja sama dengan pelaku usaha Indonesia ke arah yang baik.
Mendag menyampaikan kepada para calon pembeli Korea Selatan bahwa Indonesia telah meratifikasi persetujuan kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Korea Selatan (IK-CEPA). Mendag juga mengatakan, persetujuan ini akan semakin melancarkan hubungan dagang kedua negara.
Forum Bisnis Indonesia-Korea diinisiasi Bank BNI dengan Asosiasi Importir Korea (Koima). Turut hadir Duta Besar RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistyanto, Duta Besar Korea Selatan untuk RI Park Taesung, Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati, dan Chairman Koima Kim Byung Kwan.
Turut mendampingi Mendag Zulkifli Hasan yaitu Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi dan Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono.
Dubes Gandi Sulistyanto menyampaikan momentum forum bisnis yang dilanjutkan dengan penjajakan kesepakatan dagang turut membukakan kesempatan bagi pelaku-pelaku UKM Indonesia untuk meningkatkan peluang ekspor mereka. Untuk itu, pertemuan ini harus dimanfaatkan agar semakin banyak peluang perdagangan yang diwujudkan pelaku usaha Indonesia, khususnya UKM, dengan para calon pembeli dari Korea Selatan.
"Dalam forum ini, penjual dan pembeli kami pertemukan. Kami harap dari pertemuan langsung antara pelaku usaha kedua negara di momentum ini akan tercipta berbagai kesepakatan bisnis yang dapat difasilitasi BNI," kata Dubes Gandi.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati berharapmelalui kerja sama dengan Koima, kantor-kantor perdagangan luar negeri BNI seperti di Seoul, Korea Selatan dapat semakin dimanfaatkan.
"BNI dapat memfasilitasi penjajakan bisnis antara eksportir Indonesia dan pembeli potensial seperti Koima, selain itu kantor BNI di luar negeri memiliki peran penting dalam memberikan layanan bantuan terkait wawasan pasar dan regulasi lokal terkait kepabeanan dan perpajakan, serta menyediakan skema pembiayaan khusus kepada para pelaku usaha Indonesia mulai dari skala korporasi, menengah, dan kecil sehingga mampu menembus pasar global," paparnya.
Di sisi lain, Chairman Koima, Kim Byung Kwan, mengungkapkan Koima merupakan mitra yang tepat bagi para eksportir Indonesia untuk memasuki pasar Korea Selatan. "Koima terus memainkan peranan penting bagi sektor perdagangan di Korea Selatan," kata Kim.