Orang Tua : Lantas Bagaimana Kami Harus Menangani Balita yang Sakit?

Siapapun orang tua pasti khawatir mendengar informasi gangguan ginjal akut.

ANTARA/Iggoy el Fitra
Dokter mengecek kondisi anak yang dirawat dengan dugaan gagal ginjal akut.
Rep: Bowo Pribadi Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Para orang tua di Kota Semarang, Jawa Tengah, mengaku kaget dan bahkan juga miris manakala beredar kabar gangguan ginjal akut yang beberapa hari terakhir ramai di media massa ditengarai berkaitan dengan kebijakan pemerintah dalam menghentikan sementara obat cair atau obat jenis sirup.

Setidaknya ini diungkapkan  Restu Indah (38), warga Papandayan, Kelurahan/Kecamatan gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah kepada Republika.co.id. Selaku orang tua yang masih memiliki anak kecil, Restu Indah mengaku semakin khawatir dengan apa yang tengah ramai diberitakan tersebut.

Menurutnya, siapapun orang tua pasti khawatir mendengar informasi itu. Ia mengaku semakin bingung, terutama ketika harus menangani anak-anaknya yang sedang mengeluh sakit flu maupun batuk.

“Sebab kalau hanya flu dan batuk biasa tidak pakai demam, saya membiasakan tidak langsung memberikan obat, kecuali hanya memberikan asupan buah jeruk segar agar daya tahan tubuh lebih kuat,” ungkapnya, di Semarang.

Tetapi, kalau sudah batuk disertai demam, berarti anak sudah harus mendapatkan perlakuan khusus dan tidak hanya sekadar memberi tambahan buah jeruk segar. Artinya, bantuan dokter menjadi alternatif untuk bisa meredakan batuk atau demamnya dan kemudian dari dokter pula biasanya akan diberikan obat.

Untuk anak yang sudah duduk di bangku SD, sudah bisa dan terbiasa mengonsumsi obat dalam bentuk tablet. Namun tidak demikian dengan putrinya yang kecil, mau tak mau harus mengandalkan obat jenis sirup.

Dalam memberikan obat jenis sirup pun, ia mengaku selama ini hanya melihat komposisinya. Misalnya kalau obat batuk untuk mengeluarkan dahak maka ia mencari yang ada komposisi Guaifenesine atau yang ada kandungan Dextromethorphan-nya.

Ia juga mengaku selama ini memang kurang mencermati apakah obat yang dimaksud ada kandungan Etilen Glikol (EG) atau Dietilen Glikol (DEG)-nya. Sehingga akhirnya cemas juga jika ternyata iniyang diduga berkontribusi terhadap kasus gagal ginjal anak yang sedang ramai sekarang ini.

“Setelah kabar ini beredar, akhirnya was-was juga, orang tua lantas harus bagaimana dalam menangani anak-anaknya yang sedang sakit. Terutama untuk yang masih berusia di bawah lima tahun,” tanyanya.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler