Terdampak Longsor, Ratusan Warga Trenggalek Bakal Direlokasi
Pembangunan hunian akan menggunakan anggaran belanja tidak terduga.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, pihaknya telah menyiapkan lahan milik Dinas Perkebunan Jatim yang bisa digunakan untuk tempat relokasi permanen bagi masyarakat terdampak longsor di Desa Sumurup, Dusun Pule, Kecamatan Bendungan, Trenggalek. Lahan tersebut nantinya bisa digunakan untuk tempat relokasi permanen bagi masyarakat terdampak.
Khofifah melanjutkan, untuk pembangunan huniannya akan menggunakan anggaran belanja tidak terduga (BTT), yang anggarannya mencapai Rp 50 juta per hunian. Lahan milik Dinas Perkebunan Jatim yang terletak di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Trenggalek itu, memiliki luas 7.315 meter persegi.
"Nantinya akan dibangun hunian bagi warga terdampak sekitar area longsor sekaligus kandang komunal bagi hewan ternak di sekitar area baru tersebut," kata Khofifah, Senin (24/10/2022).
Dijelaskan, bencana longsor di Desa Sumurup yang terjadi pada 18 Oktober 2022 berdampak pada 51 KK dengan jumlah total masyarakat yang terdampak mencapai 127 orang. Adapun yang terdampak langsung sebanyak empat rumah, yang dihuni oleh lima KK dengan jumlah anggota keluarga 16 orang.
Khofifah telah meninjau langsung lokasi lahan yang akan digunakan untuk relokasi warga terdampak. Bahkan telah pula berkomunikasi dengan Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, yang menyebutkan warga sekitar telah bersedia untuk direlokasi.
"Jadi memang titik-titik hunian masyarakat yang rentan terdampak longsor maupun tanah retak harus kita carikan solusi secara lebih konkrit," ujarnya.
Khofifah pun mengaku telah berkomunikasi dengan warga di sekitar lahan milik Dinas Perkebunan Jatim, agar bersedia menerima warga terdampak longsor yang sudah bersedia di relokasi. Khofifah pun memastikan, proses hibah tanah yang akan difungsikan sebagai lahan relokasi akan berlangsung cepat.
"Karena ini (hibah tanah) dari pemprov ke pemkab bisa langsung. Kalau hibahnya ke luar lembaga selain pemkab baru prosesnya cukup panjang," ujarnya.
Bupati Trenggalek Moh Arifin menyampaikan, dirinya bersama Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) tengah membuat sabuk air di atas lokasi longsor sebagai langkah mitigasi awal. "Sabuk air difungsikan agar air yang mengalir dari atas tidak masuk ke celah-celah retaan yang bisa memicu longsor susulan," kata Arifin.
Pria yang akrab disapa Cak Ipin itu menjelaskan, lokasi relokasi yang terpilih dimaksudkan agar warga yang direlokasi tidak terputus silaturahimnya dengan warga di tempat tinggalnya dahulu. Mengingat lokasi yang dipilih berdekatan dengan lokasi terdahulu.