Wapres Minta Santri Kuasai Iptek
Pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi kebutuhan para santri di masa depan.
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN--Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta pesantren tidak hanya melahirkan santri-santri yang paham ilmu agama tetapi juga lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Saat ini kata Ma'ruf, sumber daya manusia (SDM) unggul dibutuhkan agar mampu mengelola berbagai sumber daya alam yang ada di tanah air.
"Sekarang sesuai eranya, kita jadikan pesantren ini melahirkan muttafaqihin fiddin tetap tidak boleh hilang tetapi juga santri yang bisa memakmurkan bumi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Ma'ruf saat menghadiri Peringatan Hari Santri Nasional Pesantren Muhammadiyah Boarding School Prambanan, DIY, Senin (24/10).
Dia mengatakan, untuk mengelola sumber daya alam (SDA) Indonesia yang melimpah diperlukan SDM yang bisa memakmurkan bumi. Karena itu, pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi kebutuhan para santri di masa mendatang.
"Karena itu santri ke depan harus menjadi, disamping menguasai ilmu agama, juga menguasai ilmu penyetahuan teknologi atau menjadi orang orang yang bisa memakmurkan bumi," ujar Ma'ruf.
Dia pun mendorong pesantren tidak hanya menjadi tempat mencetak ahli agama maupun calon ulama tetapi juga pemberdayaan umat. Pemberdayaan umat ini kata Ma'ruf, bisa melalui kegiatan ekonomi bagi masyarakat pesantren dan sekitarnya, juga melalui pengembangan produk produk di pesantren.
Dia mengatakan, saat ini telah berjalan program pengembangan one produk one pesantren (OPOP). Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia ini pun berharap akan lahir para santripreneur dari program ini.
"Kita ingin melahirkan santripreneur, di Jawa itu ada istilah Gus Iwan, santri bagus pinter ngaji usahawan, ini program kita hidupkan. Karena itu pesantren di samping lahirkan para ulama calon ulama tetapi menjadi pusat peberdyaaan ekonomi masyarakat," ujarnya.
Ini juga kata Ma'ruf dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045, yakni Indonesia yang lebih maju dan sejahtera. Salah satu upaya untuk mewujudkan Indonesia Emas tersebut, kata Ma'ruf dengan menggiatkan perekonomiannya seperti melalui pertanian, perkebunan, pertambangan, dan kelautan.
“Yang harus kita lakukan adalah bagaimana menggali dan mengelola sumber daya alam yang Allah berikan kepada kita. Kuncinya yaitu sumber daya manusia yang unggul, yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” tegasnya.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Busyro Muqoddas mengatakan tema Hari Santri Tahun 2022 yakni “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan” sejalan dengan spirit yang selama ini ditumbuhkembangkan oleh Muhammadiyah, yaitu “Ta’awun (Berkolaborasi) Membangun Negeri”.
PP Muhammadiyah kata dia, berharap tema ini diharapkan tidak sekadar “slogan dan wacana”, tapi dapat diimplementasikan secara nyata.
"Tema ini masih perlu diaktualisasikan dalam bentuk amal sosial kemanusiaan yang secara nyata, sehingga martabat kemanusiaan bangsa Indonesia tetap terjaga, sekarang maupun yang akan datang,” ujarnya.
Untuk itulah, kata Busyro, salah satunya Muhammadiyah saat ini terus membangun beberapa budaya positif pesantren. Salah satu contohnya adalah budaya ramah santri seperti kebiasaan senyum, sapa, salam, sopan, dan santun.
“[Termasuk] menjauhi kekerasan verbal maupun non verbal, menjauhkan diri dari perbuatan perundungan, memberikan perlakuan dan layanan tanpa diskriminatif dan bernuansa SARA, melakukan pola pengasuhan yang zero kekerasan, menanamkan perilaku yang saling menghormati dan menghargai antara santri dengan santri, antara santri dengan pimpinan, ustadz ustadzah, pamong, musrif musrifah, dan warga setempat,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X berpesan kepada para santri Muhammadiyah agar selalu meneladani pendiri Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan, salah satunya dengan mengikuti pesan yang ditanamkan oleh Kiai Dahlan.
“Jadilah santri yang berkemajuan” yang selaras dengan hakikat pengetahuan Islam “Bayani, Burhani dan Irfani,” ucap Sultan.
“Pesan yang diucapkan lebih dari satu abad yang lalu itu, rasanya masih relevan untuk diangkat kembali, saat para santri Muhammadiyah memperluas perannya seiring misi universal, _amar ma’ruf nahi munkar dan rahmatan lil ‘alamin_,” tambahnya.