Arkeolog Temukan Pecahan Gelas Masa Kejayaan Islam
Pada gelas kaca itu terdapat fragmen-fragmen bertuliskan bagian dari kata Arab.
REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURGH -- Para arkeolog di Caerlaverock Castle tercengang setelah menemukan pecahan kaca dari masa kejayaan Islam di sebelas kilometer selatan Dumfries di pantai selatan Skotlandia. Temuan tersebut mengilhami proyek penelitian untuk mengungkap asal-usul sebuah gelas minum dari abad pertengahan masa kejayaan Islam.
Proyek penelitian itu juga untuk menciptakan kembali objek asli gelas minum Islam abad pertengahan. Gelas tersebut diyakini sebagai yang pertama dan satu-satunya dari jenisnya, yang ditemukan di situs arkeologi di Skotlandia.
Gelas kaca itu juga diyakini dibuat di Suriah, Irak, atau Mesir modern selama abad ke-12 dan ke-13, yang kala itu menjadi pusat pembuatan kaca di era kesultanan Islam. Pada gelas kaca itu terdapat fragmen-fragmen bertuliskan bagian dari kata Arab untuk 'keabadian'.
Tulisan tersebut kemungkinan digunakan sebagai salah satu dari 99 nama Allah dan menunjukkan bahwa itu bisa menjadi kutipan dari kitab suci Alquran. Ukurannya sendiri terbilang kecil yakni 3,1 cm x 2,8 cm. Kedua fragmen itu lebih kecil dari bola pingpong dan memberikan petunjuk tentang kontak Skotlandia dengan dunia yang lebih luas selama periode abad pertengahan.
"Menemukan kaca Islam dari abad ke-13 di sebuah kastil Skotlandia, adalah penemuan yang benar-benar mencengangkan," kata Arkeolog dan Penasihat Sumber Daya Budaya Senior dari Lingkungan Bersejarah Skotlandia (HES), Stefan Sagrott, sebagaimana dilansir Arkeonews, Ahad (23/10).
Penemuan ini menjadi sangat mengejutkan, karena gelas kaca tidak umum digunakan pada saat itu. Selama periode abad pertengahan Skotlandia, kaca biasanya digunakan untuk jendela kaca patri di biara, katedral, dan beberapa gereja dan kapel yang lebih kecil. Namun, kaca tidak digunakan di istana dan rumah menara sampai berabad-abad kemudian.
Kaca sangat jarang dan sering memburuk di tanah asam Skotlandia. Fragmen-fragmen itu sekali lagi menjadi sorotan sebagai inti dari proyek komunitas yang disebut Eternal Connections, yang telah memicu perdebatan dan pembelajaran tentang sejarah komunitas Muslim Skotlandia, hampir 25 tahun setelah pertama kali ditemukan.
Eternal Connections menggunakan analisis ilmiah mutakhir dan data penelitian untuk menempa cara baru untuk memahami hubungan kontemporer dan historis antara Skotlandia.
Alice Martin, seorang seniman visual yang berbasis di Stirlingshire, meneliti kaca Islam abad pertengahan kontemporer dan berkolaborasi dengan tim ahli Lingkungan Bersejarah Skotlandia (HES) yang menggunakan teknik mutakhir untuk menganalisis fragmen.
Hasilnya, Martin mampu merekonstruksi secara digital model 3D dari bentuk asli gelas menggunakan pecahan kaca. Dari rekonstruksi itu, tampak bentuk vas dan garis biru serta emas di bawah tepi dengan tulisan Arab di atasnya dan juga dihiasi dengan ikan emas.
"Analisis ilmiah telah menunjukkan bahwa pernah ada hiasan merah dan emas, serta biru dan putih yang masih terlihat. Jenis kaca Islami ini dianggap berharga, sangat presisi dan halus," kata Martin.
"Dari bukti ilmiah, penelitian, dan sejarah yang diketahui, kami benar-benar mempertimbangkan bagaimana gelas minum bernuansa Islam berada di Skotlandia, dan kami menduga itu mungkin datang ke Kastil Caerlaverock melalui perdagangan atau bahkan bisa dibawa kembali oleh tentara salib yang kembali," tambah Martin.
Proyek penelitian ini bekerja dengan kelompok masyarakat, termasuk Pramuka Muslim di Edinburgh dan AMINA yang merupakan Pusat Sumber Daya Wanita Muslim yang berbasis di Glasgow. Hal ini untuk menyediakan serangkaian lokakarya informatif yang berpusat pada kisah kaca Islam.
Lokakarya berfokus pada bentuk gelas, desain dekoratif, dan kaligrafi menggunakan aksara Arab dan Gaelik ke dalam cetakan 3D. Elemen lain berfokus pada arkeologi dan menunjukkan teknologi yang digunakan untuk menganalisis pecahan kaca.