WHO: 1 Juta Orang Meninggal Dunia Akibat Keracunan Timbal Setiap Tahun

Jutaan orang, termasuk anak-anak, juga terpapar timbal dalam kadar rendah.

www.pixabay.com
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar satu juta orang di seluruh dunia meninggal karena keracunan timbal setiap tahun.
Rep: Fergi Nadira Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar satu juta orang di seluruh dunia meninggal karena keracunan timbal setiap tahun. Sementara jutaan orang lainnya yang kebanyakan anak-anak terpapar timbal dalam kadar rendah dan ada yang menyebabkan masalah kesehatan seumur hidup.

Baca Juga


WHO dalam sebuah pernyataan pada peringatan Pekan Pencegahan Keracunan Timbal Internasional ke-10 (ILPPW) mengatakan, efek kesehatan dari keracunan timbal termasuk anemia, hipertensi, imunotoksisitas, dan toksisitas pada organ reproduksi. WHO mengatakan efek neurologis dan perilaku timbal tidak dapat diubah.

"Paparan timbal sangat berbahaya bagi otak anak-anak yang sedang berkembang dan dapat mengakibatkan penurunan kecerdasan (IQ), rentang perhatian, gangguan kemampuan belajar, dan peningkatan risiko masalah perilaku,” kata Dr. Maria Nera, kepala lingkungan, perubahan iklim  dan bagian kesehatan WHO dikutip laman Anadolu Agency, Selasa (25/10/2022).

“Kerusakan otak anak-anak yang dapat dicegah ini menyebabkan hilangnya potensi secara tragis,” imbuhnya.

"Katakan tidak pada keracunan timbal” adalah tema Pekan Pencegahan Keracunan Timbal Internasional ke-10 untuk meningkatkan kesadaran tentang keracunan timbal dan mendorong semua negara untuk mengambil tindakan mencegah paparan timbal, terutama pada anak-anak. Timbal merupakan racun bagi berbagai sistem tubuh, termasuk sistem saraf pusat dan otak, sistem reproduksi, ginjal, sistem kardiovaskular, sistem darah, dan sistem kekebalan tubuh.

WHO mencatat paparan timbal diperkirakan menyebabkan 21,7 juta tahun yang hilang karena kecacatan dan kematian (tahun kehidupan yang disesuaikan dengan kecacatan) di seluruh dunia, karena efek jangka panjang pada kesehatan. Diperkirakan bahwa 30 persen dari kecacatan intelektual idiopatik, 4,6 persen penyakit kardiovaskular, dan 3 persen penyakit ginjal kronis dapat dikaitkan dengan paparan timbal.

Tidak ada tingkat paparan timbal yang aman, yang membahayakan kesehatan, terutama kesehatan anak-anak. Menurut perkiraan UNICEF, satu dari tiga anak hingga 800 juta secara global memiliki kadar timbal dalam darah yang berlebihan.

Terdapat banyak sumber paparan timbal di lingkungan industri seperti pertambangan dan peleburan, daur ulang limbah elektronik dan baterai timbal-asam, pipa ledeng, dan amunisi. Mereka ada dalam pengaturan yang dapat mengekspos anak-anak dan remaja, terutama di negara berkembang. Paparan juga dapat terjadi di lingkungan non-industri, karena cat timbal dapat ditemukan di rumah, sekolah, rumah sakit, dan taman bermain.

Kepala unit Keamanan, Lingkungan, dan Perubahan Iklim dan Kesehatan WHO, Lesley Onyon mengatakan, terdapat kemajuan signifikan dalam mencegah racun timbal terpapar di antara orang-orang terutama anak-anak. "Dunia telah melihat pengurangan yang signifikan dalam penggunaan timbal dalam cat dalam 10 tahun terakhir dengan lebih dari 84 negara sekarang memiliki kontrol yang mengikat secara hukum untuk membatasi produksi, impor, dan penjualan cat timbal," katanya.

Dia mencatat ada juga larangan global pada bensin bertimbal. "Keracunan timbal sepenuhnya dapat dicegah melalui serangkaian tindakan untuk membatasi penggunaan timbal dan untuk memantau serta mengelola paparan. Karena itu, tahun ini kami memperluas cakupan untuk mencegah semua sumber paparan timbal,” kata Onyon.

Sumber paparan yang penting termasuk kontaminasi lingkungan dari daur ulang baterai timbal-asam dan operasi penambangan serta peleburan timbal yang tidak terkontrol dengan baik. Lainnya termasuk obat tradisional yang mengandung timbal, glasir keramik timbal yang digunakan dalam wadah makanan, pipa timbal dan komponen lain yang mengandung timbal dalam sistem distribusi air, dan cat timbal.

WHO menyerukan kepada semua negara untuk melarang cat timbal, mengidentifikasi dan menghilangkan semua sumber paparan timbal pada masa kanak-kanak. WHO juga meminta negara-negara mendidik masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan produk yang mengandung timbal

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler