Islam Wasathiyyah Memerangi Ekstremisme
Islam adalah agama yang moderat serta berisi petunjuk dan kasih sayang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grand Chairman of Darul Fatwa Australia Prof. Salim Alwan Al-Husayni menyeut pembahasan seputar wasathiyyah merupakan hal yang sangat penting di era saat ini. Hal tersebut ia sampaikan dalam kegiatan seminar internasional yang digelar oleh Jakarta Islamic Centre (JIC).
Seminar internasional tersebut mengangkay topik 'Menolak Islamophobia Melalui Konsep Islam Al-Wasathiyyah'. Salim menyampaikan kebanyakan mayoritas umat Islam, termasuk di Indonesia, memiliki pemahaman ahlusunnah wal jamaah atau pemahaman pada pedoman pada sunnah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, baik secara aspek akidah, agama, amal-amal lahirian, ataupun akhlak hati.
"Allah SWT telah mengutus para Nabi dan Rasul dalam rangka melengkapi kehidupan beragama umat manusia. Salah satu akidah yang diajarkan, termasuk di Indonesia, adalah Allah SWT tidak bertempat dan tidak terkait pada waktu. Itulah akidah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai akidah yang lurus," ujarnya.
Allah SWT merupakah sosok yang menciptakan segala sesuatu, termasuk yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya atas dasar ciptaan Allah baik yang baik dan buruk. Manusia hanya diwajibkan untuk berikhtiar.
Akidah lain yang diajarkan atau dipegang oleh Muslim, termasuk di Indonesia, adalah menghindari perbuatan-perbuatan yang radikal dan keras karena itu bukan bagian dari Islam.
"Kaidah keempat ahlusunnah wal jamaah adalah tidak mengkafirkan orang yang melakukan dosa besar. Karena itu, agama Islam melarang orang mengkafirkan orang lain dengan begitu mudahnya. karena ketika seseorang mengkafirkan orang lain, tuduhan itu akan kembali pada dirinya sendiri," lanjut dia.
Akidah-akidah di atas disampaikan dianut oleh kebanyakan umat Islam dunia, termasuk di Maroko, Libya, Mesir dan belahan dunia lainnya. Akidah yang benar adalah akidah pertengahan, moderat dan tidak melampaui batas.
Salim menyebut di Australia pihaknya selalu memfatwakan perihal moderasi beragama ini, bekerja sama dengan Al Azhar di Mesir dan beberapa lembaga dunia lainnya. Selain itu, umat Muslim Australia juga dibekali dengan pengetahuan seputar Islamofobia, menghindari ekstremisme, serta mengajarkan umat agar tidak menganut paham tidak mengenal agama atau atheisme.
Dalam rangka menggaungkan perihal moderasi beragama, pihaknya berupaya melakukan penyiaran keagamaan yang bisa dinikmati oleh masyarakat Muslim di Australia atau di luar namun berkewarga negaraan Australia.
"Kehidupan bergama di Australia sangat moderat. Ada perayaan Maulid Nabi yang dihadiri 4.000 umat Muslim dan perwakilan-perwakilan kenegaraan di negara ini. Semua ini dilakukan dalam rangka menjaga para pemuda dari pemikrian-pemikiran yang ekstrem, serta menjaga keamanan negara," ucapnya.
Salim meyakini sikap moderat dan menengah adalah salah satu solusi terbaik. Dengan moderasi memerangi ekstremisme, dengan ilmu memerangi kebodohan, serta dengan kasih sayang memerangi kekerasan dan penganiayaan. Islam adalah agama yang moderat, menengah, bijaksana, serta berisi petunjuk dan kasih sayang.
Darul Fatwa dan lembaga atau yayasan keislaman di Australia menjalankan kehidupannya berdasarkan pendekatan metodologi moderat. Memang, tidak disanksikan ada beberapa pemikiran yang ekstrem dan radikal dalam agama ini. Namun, ia menyebut mayoritas umat Islam berada dalam pemikiran ahlussunnah wal jamaah.