Norwegia dan Rusia Sepakati Kuota Penangkapan Ikan di Laut Barents

Norwegia dan Rusia telah menyepakati kuota penangkapan ikan di Laut Barents

AP/Alexei Druzhinin/Pool Sputnik Kremlin
Norwegia dan Rusia telah menyepakati kuota penangkapan ikan di Laut Barents untuk tahun depan.
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, OSLO – Norwegia dan Rusia telah menyepakati kuota penangkapan ikan di Laut Barents untuk tahun depan. Oslo mengapresiasi hal tersebut mengingat adanya ketegangan antara Barat dan Moskow terkait konflik yang tengah berlangsung di Ukraina.

“Bagus bahwa kita telah mencapai kesepakatan penangkapan ikan dengan Rusia meskipun situasi luar biasa di mana kami menemukan diri kami sendiri,” kata Menteri Perikanan Norwegia Bjornar Skjaeran dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa (25/10/2022) malam.

Lewat akun Twitter resminya, Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr mengatakan, perjanjian tentang penangkapan ikan di Laut Barents dengan Rusia penting mengingat situasi yang menantang akibat konflik di Ukraina. “Perjanjian tersebut mengklarifikasi kuota dan menjamin pengelolaan stok jangka panjang dan berkelanjutan di Far North. Kami menjaga stok ikan kod terbesar di dunia dan spesies lainnya di Laut Barents,” tulisnya.

Laut Barents merupakan rumah bagi stok ikan kod. Perairan tersebut berada di lepas pantai kedua negara. Sejak 1976, Rusia dan Norwegia sudah membuat kesepakatan tentang kuota penangkapan ikan di Laut Barents.

Meski saat ini kapal-kapal Rusia dilarang bersandar di pelabuhan-pelabuhan Eropa sebagai sanksi akibat agresinya ke Ukraina, Norwegia tetap memberi pengecualian bagi kapal pukat ikan Rusia. Hal itu memungkinkan kapal-kapal pukat ikan Rusia menurunkan hasil tangkapannya di Norwegia.

Kendati demikian, sejak awal bulan ini, Oslo mulai menerapkan pembatasan. Mereka hanya menyediakan tiga pelabuhan yang dapat digunakan kapal-kapal ikan Rusia untuk bersandar. Norwegia pun mewajibkan kapal pukat Rusia menjalani inspeksi sistematis.


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler