Anak Demam? Ketahui Dulu Penyebabnya, Cukupi Hidrasi-Kompres Hangat Baru Obat
Jangan buru-buru memberikan obat ketika anak demam.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis anak Tuty Rahayu mengingatkan para orang tua untuk tidak tergesa memberikan obat ketika anaknya demam. Ia menganjurkan untuk mencari tahu terlebih dahulu penyebab demam.
"Jangan gunakan obat sebelum kita tahu sebabnya apa," kata dr Tuty dalam acara Dokterku Elshinta TV yang disiarkan secara daring, Kamis (26/10/2022).
Dr Tuty menjelaskan demam merupakan respons tubuh atas suatu kondisi. Penyebabnya bisa karena kehilangan cairan atau karena ada serangan bakteri atau virus
Respons tubuh berupa demam akibat virus, lanjut dr Tuty, tubuh mampu menanganinya sendiri dengan rentang waktu antara tiga hingga lima hari tanpa bantuan obat. Tentunya, orang tua harus tetap memperhatikan kadar hidrasi tubuh buah hatinya.
"Begitu juga dengan batuk. Misalnya tadi habis ke tempat umum habis pegang-pegang apa terus kemudian ada temannya atau tetangganya yang batuk, ya sudah seka muka dan hidung. Itu membuat virus yang nempel tidak akan terhirup sehingga dia tidak akan sakit," ucapnya.
Dr Tuty menyampaikan bahwa anak usia balita memang lebih rentan terserang penyakit seperti demam, batuk, flu, hingga diare karena antibodi yang belum terbentuk secara sempurna. Masih lemahnya daya tahan anak balita tersebutlah yang menyebabkan mereka lebih mudah terserang penyakit.
Jika anak terserang demam, menurut dr Tuty, lakukan pengobatan dengan tanpa obat terlebih dahulu. Orang tua bisa memberikan minum air putih yang cukup sampai anak buang air kecil yang cukup.
Hal tersebut lantaran kandungan utama tubuh balita adalah air. Andaikan balita kekurangan cairan, maka gejala demam yang pertama kali muncul.
"Apabila demam tidak turun, maka bisa dengan kompres. Yang paling efektif lebih cepat menurunkannya menyeka tubuh anak, buka baju anak, seka pakai air hangat, dan dikeringkan sehingga pori-porinya terbuka jadi panas tubuh bisa keluar," jelas dia.
Terjadinya peningkatan signifikan kasus gagal ginjal akut progresif atipikal pada saat ini, menurut dr Tuty, menjadi pelajar bagi para orang tua agar tidak sembarangan memberikan obat kepada anak. Orang tua harus mengetahui terlebih dahulu zat aktif, efek samping, kegunaan obat yang akan dikonsumsi hingga interaksi antar obat.
Dr Tuty mengingatkan bahwa tidak semua obat bisa dikonsumsi secara bersamaan. Sebab, ada beberapa obat yang jika digunakan pada saat yang bersamaan justru akan berbahaya.
"Jadi setop untuk koleksi obat di rumah, stok obat di rumah cukup parasetamol saja, itu pun digunakan kalau segala cara sudah dicoba namun tidak bisa baru kita pakai," tutur dia.