Perhatikan Frekuensi Kencing Anak dalam 7-14 Hari Setelah Demam
Periksakan anak ke dokter jika frekuensi kencingnya berkurang drastis.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti mengingatkan orang tua agar memperhatikan jumlah dan frekuensi kencing anak dalam rentang tujuh hingga 14 hari setelah terjadinya demam. Hal ini penting sebagai bentuk kewaspadaan gangguan ginjal akut progresif atipikal.
"Mungkin sehari-hari bisa lima kali sehari dan tiba tiba dalam waktu cepat dalam rentang tujuh hingga 14 hari, tiba-tiba menurun jadi dua kali sehari atau volumenya berkurang sampai tidak keluar urine sama sekali," katanya saat Podcast Rabu Belajar Pemprov DKI Jakarta yang disiarkan secara daring, Rabu (22/10/2022).
Widyastuti menjelaskan bahwa gejala awal kasus gagal ginjal akut hampir sama dengan gejala umum penyakit lainnya seperti demam, diare, muntah, batuk dan pilek. Namun, jika sudah terjadi penurunan drastis frekuensi dan jumlah buang air kecil anak, maka orang tua patut waspada dan segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
"Jika frekuensi urine sudah mulai berkurang apalagi terjadi pembengkakan anggota tubuh hingga penurunan kesadaran, itu sudah terlambat. Begitu frekuensi pipis menurun itu perlu waspada," ujarnya.
Lebih lanjut, Widyastuti menjelaskan jika anak mengalami demam, maka orang tua harus mengonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter terkait obat yang digunakan. Kemudian untuk obat bebas yang dapat dibeli bisa mengikuti anjuran.
"Ketika anak sakit berlanjut, segera datang ke dokter untuk diberikan pengobatan lebih lanjut yang sesuai, pantau gejala, pemeriksaan penunjang darah untuk melihat gangguan fungsi gejala. Lakukan kontrol berulang 3-5 hari jika kondisi belum membaik," ucap dia.
Adapun tahapan gejala keracunan setelah tertelan obat yang mengandung Etilen Glikol (EG) sebenarnya terjadi kurang 24 jam. Dalam rentang waktu 30 menit hingga 12 jam, organ yang diserang adalah sistem saraf yang mengakibatkan lemas, muntah, kejang, dan ataksia (tidak seimbang).
Kemudian dalam waktu 12-24 jam akan menyerang jantung dan paru dengan gejala batuk, sesak, gangguan tekanan darah, dan gagal jantung. Lalu, pada rentang 24-72 jam, EG akan menyerang ginjal yang menyebabkan Buang Air Kecil (BAK) berkurang/tidak BAK sama sekali dan nyeri pinggang.