Masyarakat Eropa Beralih Gunakan Kayu Bakar di Musim Dingin

Krisis energi paksa orang beralih ke sumber pemanas yang murah, seperti kayu bakar

Izzy Wisher et all via cnn
Krisis energi memaksa beberapa orang beralih ke sumber pemanas yang lebih murah, seperti kayu bakar di tengah cuaca yang semakin dingin.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, CHISINAU -- Tudor Popescu mengayunkan kapaknya di atas kayu gelondongan, kemudian memasukkan kayu yang telah terbelah dibelah itu ke dalam tungku pemanas di rumahnya di ibu kota Moldova. Tumpukan kayu bakar di rumah Popescu sangat tinggi sebagai persiapan menghadapi musim dingin untuk menggantikan pemanas ruangan di tengah krisis energi di Eropa.

Sebelumnya Popescu mengandalkan gas alam untuk menghangatkan tubuh pada pagi hari dan menggunakan kayu bakar pada malam hari.  Namun, pasokan gas sekarang lebih sedikit, sehingga menciptakan krisis di negara kecilnya di Eropa Timur.

“Saya tidak akan menggunakan gas lagi, hanya ada kayu,” kata Popescu.  

Krisis energi Eropa dipicu oleh langkah Rusia yang memangkas pasokan gas alam di tengah perang melawan Ukraina. Tindakan Rusia ini sebagai balasan atas sanksi yang dijatuhkan oleh Eropa.

Krisis energi memaksa beberapa orang beralih ke sumber pemanas yang lebih murah, seperti kayu bakar di tengah cuaca yang semakin dingin. Banyaknya masyarakat yang menimbun kayu bakar membuat harga meroket dan menimbulkan kelangkaan. Tingginya permintaan kayu bakar juga memunculkan kasus pencurian dan penipuan.

Para penebang kayu harus  memasukkan perangkat GPS ke dalam log agar dapat melacak kayu mereka. Selain itu, kekhawatiran tentang dampak lingkungan dari peningkatan polusi udara dan penebangan pohon mulai meningkat.

Di Moldova, para pemimpin khawatir bahwa musim dingin ini dapat menghancurkan banyak orang karena tingginya biaya listrik. Harga gas alam di Eropa naik sekitar tiga kali lipat dari harga awal pada 2021. Harga gas alam tetap tinggi meskipun secara global telah turun dari harga rekor tertinggi pada Agustus.  

Moldova adalah negara termiskin di Eropa. Negars itu mendapatkan aspirasi pro-Barat tetapi sebagian wilayahnya dikendalikan oleh pasukan Rusia. Raksasa energi Rusia, Gazprom memangkas pasokan gas alam hingga 30 persen ke Moldova dan mengancam lebih banyak pemotongan.

Tuntutan untuk kayu bakar tidak terbatas pada negara-negara miskin seperti Moldova, tetapi juga melonjak di wilayah Eropa yang lebih kaya. Permintaan kayu bakar di Jerman, Polandia dan Republik Ceko juga meningkat. Para penebang di ketiga wilayah itu mengambil kayu dari pengelolaan hutan lestari.

Dinas Kehutanan di negara bagian Hesse, Jerman barat daya, mengatakan, sebagian besar konsumen yang memesan kayu adalah konsumen baru. Mereka sebelumnya tidak pernah memesan kayu. Jika ingin menggunakan kayu bakar sebagai pemanas, semestinya mereka membeli sejak setahun atau dua tahun sebelumnya, sehingga kayu bisa cukup kering untuk dibakar di tungku.

Polisi hutan Jerman juga melihat lebih banyak orang mengumpulkan kayu tumbang di hutan. Seringkali merrka tidak mengetahui bahwa, tindakan itu ilegal.

Sementara hutan negara di Ceko harus membatasi jumlah kayu bakar yang dijual kepada individu untuk mencegah pembelian spekulatif. Biasanya mereka hanya menjual kayu untuk konsumsi rumah tangga.

Di Polandia, permintaan kayu bakar kecil dari hutan negara tumbuh 46 persen dan permintaan kayu bakar naik 42 persen. Permintaan kayu bakar tertinggi terjadi sebelum musim gugur.

“Tentu saja ada peningkatan minat terhadap kayu bakar di distrik hutan, karena saat ini kayu bakar merupakan bahan bakar termurah yang tersedia. Kayu bakar kecil mungkin merupakan bahan pemanas termurah di negara-negara Uni Eropa," kata juru bicara Hutan Negara Polandia, Michal Gzowski.

Gzowski mengatakan, pencurian kayu bakar telah meningkat. Juru bicara Departemen Kehutanan di negara bagian Rhine-Westphalia Jerman, Nicole Fiegler, mengatakan, departemen sedang bereksperimen dengan menyembunyikan perangkat pelacak GPS di dalam log. Fiegler mengatakan, sejauh ini belum ada pencurian skala besar. Tetapi kenaikan harga telah menimbulkan ketakutan dari pemilik lahan hutan kecil, yang bisa menghadapi kerugian besar jika setumpuk kayu mereka hilang.

“Ini lebih merupakan situasi kecemasan dan ketakutan,” kata Fiegler.

Polisi Austria memperingatkan, terjadi peningkatan signifikan dalam penipuan penjualan kayu bakar secara online. Sementara beberapa perusahaan di seluruh negeri digerebek karena dicurigai terlibat dalam kecurangan harga.



Institut Pelet Kayu Jerman juga memperingatkan pembeli untuk berhati-hati terhadap penjual palsu yang menuntut pembayaran di muka, kemudian menghilang. Badan statistik Jerman mengatakan harga kayu bakar dan pelet kayu, yang terbuat dari serbuk gergaji yang dapat digunakan dalam pemanas rumah sentral, naik lebih dari 85 persen pada Agustus dari tahun sebelumnya.

Harga pelet kayu per ton turun 2,6 persen pada Oktober. Tetapi harganya tetap lebih tinggi hampir 200 persen dari tahun lalu. Pemanasan dengan pelet kayu lebih murah daripada gas alam. Harga gas mencapai 20,9 sen per kilowatt jam, sedangkan harga pelet kayu mencapai 14,88 sen. Sementara di Inggris, harga kayu bakar juga naik.

“Kami telah melihat peningkatan permintaan yang besar karena biaya energi meningkat," ujar Direktur Pelaksana Certainly Wood, Nic Snell, yang menyebut dirinya sebagai pemasok kayu bakar terbesar di Inggris yang menjual sekitar 20.000 ton kayu per tahun.

Snell memperkirakan, kenaikan harga kayu keras kiln-dried di perusahaannya naik antara 15 persen hingga 20 persen  dari tahun lalu. Harga kayu tersebut bisa menjadi lebih mahal karena cuaca semakin dingin.

Snell mengatakan, permintaan kayu bakar yang bersumber di dalam negeri didorong oleh permintaan kayu impor yang lebih mahal dari beberapa negara seperti Latvia dan Lithuania.  Biaya transportasi, terutama untuk bahan bakar, telah mendorong kenaikan harga impor, yang dulunya lebih murah daripada kayu Inggris. Tetapi sekarang harga kayu impor lebih mahal.

Di Denmark, permintaan tungku pembakaran kayu meningkat seiring dengan naiknya permintaan kayu bakar itu. Situs penjualan Denmark DBA mengatakan, pencarian pelet kayu telah naik lebih dari 1.300 persen pada tahun lalu.

Pemerintah dan pemerhati lingkungan telah memperingatkan warga Denmark yang berencana menggunakan kayu bakar untuk mempertimbangkan risikonya. Antara lain, api dapat membahayakan kesehatan dan asap berkontribusi terhadap polusi partikel. Selain itu, ada juga dampak lingkungan yang merusak dari menebang lebih banyak pohon.

Kepala organisasi lingkungan di Kosovo EcoZ, Egzona Shala, mengatakan, penebangan pohon di hutan Kosovo telah meningkat secara signifikan. EcoZ telah memantau hutan di daerah pegunungan. Dalam beberapa kasus EcoZ menemukan orang-orang menebang pohon secara ilegal pada pukul 5 pagi.  Kayu bakar tersebut kemudian dijual di sekitar ibu kota. Seringkali yang ditebang adalah pohon muda. Shala mengatakan, penebangan pohon menjadi sasaran deforestasi vulgar tanpa kriteria dan kontrol apa pun.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler