Sandiaga: Ada Kebutuhan Besar Ciptakan Konten-Konten Kreatif Islami
Santri Digitalpreneur Indonesia merupakan kegiatan pelatihan dan peningkatan SDM.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan, ada kebutuhan besar terhadap konten-konten kreatif dan digital bernafaskan Islam serta berakhlakul karimah yang bisa diciptakan para santri.
"Inilah yang membuat kita sadar bahwa ini adalah kesempatan dan peluang yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya," katanya saat Peringatan Hari Santri Nasional di Pesantren An Nawawi Tanara, Serang, Banten, Sabtu (29/10/2022).
Dia menginginkan, momentum peringatan Hari Santri dijadikan para pelajar di pesantren-pesantren untuk bertransformasi ke era digital. Kata Sandi, tantangan era digital telah memasuki berbagai bidang, salah satunya ekonomi.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, lanjutnya, salah satu cara yang bisa dilakukan ialah menggerakkan potensi para santri. "Era digital membawa perubahan pada kehidupan kita saat ini, banyak dampak positif yang kita rasakan. Namun di waktu yang bersamaan, era digital juga membawa banyak dampak negatif, sehingga menjadi tantangan luar biasa dalam kehidupan di era digital ini," ujar dia.
Berdasarkan data Kementerian Agama, ada 26.975 pondok pesantren di Indonesia per-Januari 2022 dengan total santri mencapai lima juta orang. Jawa Barat termasuk Banten menyumbang jumlah pondok pesantren terbanyak, yakni 8.343 pesantren atau sekitar 30,92 persen dari total pesantren secara nasional.
"Secara kuantitas data, kita memiliki Sumber Daya Manusia yang mumpuni. Bayangkan jika satu persen saja dari total lima juta santri bisa membuat konten kreatif digital yang bermanfaat untuk umat, itu berarti ada tambahan 50 ribu konten kreator baru di Indonesia,? ujarnya.
Lebih lanjut, Sandiaga memaparkan, lima tantangan ekonomi digital yang akan dihadapi dunia. Yaitu keamanan siber, tight competition, pengembangan sumber daya manusia, aksesibilitas internet, dan regulasi.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif disebut memiliki program Santri Digitalpreneur Indonesia yang merupakan kegiatan pelatihan dan peningkatan kapasitas santri serta generasi milenial dalam menghadapi tantangan industri digital kreatif.
"Harapannya, nantinya santri bisa menjadi produsen informasi dan literasi, penggerak konten-konten, serta produk bermutu yang bernilai Islami," ucap Menparekraf.
Program Santri digitalpreneur Indonesia 2022 telah terlaksana di lima kota, yaitu Tasikmalaya di Jawa Barat, Tanah Datar di Sumatera Barat, Banjar Baru di Kalimantan Selatan, Bondowoso dan Sidoarjo di Jawa Timur. Program tersebut melibatkan 250 santriwan dan santriwati yang mengikuti pelatihan intensif dari 50 pesantren yang terkurasi melalui website santridigitalpreneurindonesia.com dari ratusan pesantren yang mendaftar.
Melalui program ini, diharapkan santri dapat menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya. "Sehingga, santri turut serta berkontribusi dalam memenuhi target 1,1 juta lapangan pekerjaan dari sektor usaha ekonomi kreatif pada tahun 2022 dan total 4,4 juta lapangan kerja di sektor yang sama pada 2024 mendatang," ungkap Sandi.