UE Desak Rusia Batalkan Penangguhan Kesepakatan Koridor Gandum
Rusia menghalangi ekspor biji-bijian yang sangat dibutuhkan untuk atasi krisis pangan
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Uni Eropa (UE) mengutuk penangguhan Rusia atas kesepakatan biji-bijian Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative. Kelompok ini mendesak Moskow untuk membatalkan keputusan tersebut.
"Keputusan Rusia yang tidak dapat dibenarkan untuk menangguhkan partisipasinya dalam Black Sea Grain Initiative PBB. Rusia menghalangi ekspor biji-bijian yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi krisis pangan global," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell dikutip dari Anadolu Agency.
Pernyataan UE mengatakan, perjanjian penting itu membuat perbedaan yang signifikan dengan membawa lebih dari sembilan juta ton biji-bijian dan bahan makanan ke pasar global, termasuk negara-negara yang membutuhkan.
"Tindakan sengaja Rusia, termasuk menghancurkan stok, mengganggu produksi, dan memberlakukan pembatasan kuota pada ekspor bahan makanan dan pupuknya sendiri telah memperburuk krisis ketahanan pangan global," kata UE menuduh Rusia mempersenjatai makanan dan kelaparan.
UE mengutuk penangguhan Rusia terhadap Black Sea Grain Initiative dan mendesak Rusia untuk membatalkan keputusannya dan segera melanjutkan implementasinya. Organisasi Eropa itu sangat mendukung seruan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk perpanjangan inisiatif di luar periode saat ini yang berakhir pada November.
Turki, PBB, dan Ukraina menyetujui rencana pergerakan untuk 16 kapal yang berada di perairan Turki pada Ahad (30/10/2022). Pusat Koordinasi Gabungan (JCC) yang mengawasi pengiriman berdasarkan kesepakatan itu mengatakan, tiga delegasi yang mewakili elemen maritim Rusia, Turki, dan Ukraina juga setuju untuk melakukan inspeksi pada 40 kapal keluar pada Senin (1/11/2022).
JCC menambahkan, pihak Rusia telah diberitahu tentang perkembangan tersebut. Beberapa hari sebelumnya, Rusia mengumumkan telah menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan untuk mengekspor gandum Ukraina setelah serangan terhadap Armada Laut Hitam.
Juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, jika kesepakatan tersebut tetap dijalankan, kapal-kapal yang melintas di wilayah perairan Laut Hitam tidak dijamin keamanannya. "Dalam kondisi di mana Rusia berbicara tentang ketidakmungkinan menjamin keselamatan navigasi di wilayah ini, kesepakatan seperti itu hampir tidak mungkin,” ujar Peskov pada Senin.