Bank of England Naikkan Suku Bunga Terbesar Sejak 1989
Suku bunga bank Inggris menjadi 3 persen dari 2,25 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bank of England menaikkan suku bunga terbesar sejak 1989 pada Kamis (3/11/2022). Bank sentral memperingatkan bahwa Inggris menghadapi resesi yang panjang dan mengatakan kepada investor bahwa biaya pinjaman kemungkinan akan naik kurang dari yang mereka harapkan.
Bank of England menaikkan suku bunga bank menjadi 3 persen dari 2,25 persen bahkan ketika dikatakan ekonomi Inggris mungkin tidak akan tumbuh selama dua tahun lagi. Akibat keputusan ini, pound jatuh tajam dan turun sekitar 2 persen terhadap dolar AS.
Sebelumnya, Federal Reserve AS juga menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin tetapi mengisyaratkan biaya pinjaman AS kemungkinan akan naik lebih dari yang diantisipasi untuk menghancurkan inflasi.
"Kami tidak bisa menjanjikan suku bunga di masa depan, tetapi berdasarkan posisi kami hari ini, kami pikir suku bunga bank harus naik kurang dari harga saat ini di pasar keuangan," kata Gubernur Andrew Bailey.
Bank sentral memperkirakan inflasi akan mencapai 11 persen selama kuartal ini. Ini merupakan level tertinggi selama 40 tahun.
Ekonomi diprediksi akan masuk ke resesi yang berarti penyusutan secara total 2,9 persen. Pengangguran diprediksi meningkat menjadi 6,4 persen pada akhir 2025.
Kenaikan biaya pinjaman pada Kamis merupakan yang terbesar dalam 33 tahun. "Kenaikan lebih lanjut dalam suku bunga bank mungkin diperlukan untuk pengembalian inflasi yang berkelanjutan ke target, meskipun ke puncak yang lebih rendah dari harga di pasar keuangan," kata pernyataan Bank of England.