Datang ke Darunnajah, 420 Ulama akan Kaji Pengembangan Perguruan Tinggi Pesantren

Pada Ahad 6 - Selasa 8 November ulama dari pesantren salaf dan modern berkumpul bersama.

retizen /Muhammad Kamil
.
Rep: Muhammad Kamil Red: Retizen
Suasana Pesantren Darunnajah Jakarta difoto dari ketinggian.

JAKARTA — Sebanyak 420 ulama dari seluruh Indonesia akan mendatangi Pesantren Darunnajah Jakarta pada Ahad 6 November 2022. Mereka akan meramaikan peluncuran aset wakaf baru, yaitu Universitas Darunnajah.


Para ulama tersebut adalah pengasuh pondok pesantren dengan jumlah santri yang beragam, mulai ratusan hingga ribuan.

Presiden Universitas Darunnajah KH Hadiyanto Arif menjelaskan para tamu akan menginap di Kompleks Pesantren Darunnajah Jakarta. Mereka akan meramaikan peluncuran aset wakaf terbaru Darunnajah yang akan dilakukan oleh para ulama beserta tokoh bangsa seperti wakil presiden RI 2004-2009 dan 2014-2019 M Jusuf Kalla, Pengurus Dewan Masjid Indonesia Komisaris Jenderal (pur) Syafruddin Kambo, dan Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin.

“Alhamdulillah, ini kesyukuran dan kebahagiaan buat kami menyambut para tamu,”ujar Hadiyanto di Jakarta pada Jumat 4 November 2022.

Acara peluncuran ini akan dimeriahkan dengan sejumlah kegiatan akademik, salah satunya adalah konferensi internasional tentang langkah strategis mengembangkan perguruan tinggi pesantren. Kegiatan ini akan menentukan apa saja upaya kolaboratif yang harus dilakukan dan juga strategi merangkul berbagai pihak untuk mengembangkan perguruan tinggi Islam.

“Dari sini kami ingin menginspirasi kehidupan dengan cahaya Islam yang rahmatan lil alamin,” ujar cucu pewakaf Darunnajah KH Abdul Manaf Mukhayyar (1922-2005).

Setelah peluncuran universitas Darunnajah dan konferensi internasional, para ulama akan menghadiri musyawarah nasional (Munas) Pengasuh Pesantren se-Asia Tenggara dan Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I) di tempat yang sama.

Pembina P2I KH Sofwan Manaf menjelaskan acara tersebut bertujuan untuk mendalami langkah pengembangan pesantren dengan merujuk kepada Pancasila, UUD 1945 dan UU No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.

Selain itu, Munas ini juga akan menguatkan peran lembaga pesantren sebagai sumber wasathiyah Islam di Nusantara. Wasathiyah berarti memosisikan diri di tengah, menguatkan kearifan, dan merangkul berbagai keragaman yang merupakan keniscayaan Bangsa Indonesia.

Wasathiyah yang menjadi sikap keagamaan akan menguatkan persatuan dan kedaulatan bangsa. Dengan pemahaman ini, seluruh elemen bangsa yang beragam akan menyatu dalam satu pemahaman untuk memajukan negara menuju persatuan, keadilan, dan kemakmuran.

sumber : https://retizen.id/posts/186950/datang-ke-darunnajah-420-ulama-akan-kaji-pengembangan-perguruan-tinggi-pesantren
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler