Matikan Siaran TV Analog, Ini Manfaatnya Menurut Pemerintah

Migrasi tv analog ke digital disebut memberi tambahan pemasukan APBN.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Warga memilih set top box (STB) tv digital di salah satu toko elektronik di Pasar Antik Cikapundung, Sumur Bandung, Kota Bandung, Selasa (1/11/2022). Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengungkapkan, siaran televisi analog di 222 kabupaten/kota termasuk Jabodetabek akan dimatikan (Analog Switch Off/ASO) pada Rabu (2/11/2022). Republika/Abdan Syakura
Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Jendral Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen IKP Kemkominfo) Usman Kansong mengeklaim ada manfaat besar dari migrasi siaran TV analog ke TV digital. Menurut Usman, manfaat ini bisa dirasakan banyak pihak seperti masyarakat, lembaga penyiaran, hingga negara.

Hal itu disampaikan untuk memastikan agar seluruh masyarakat bisa memahami dengan jelas maksud pelaksanaan Analog Switch Off (ASO) khususnya di wilayah Jabodetabek sejak 2 November 2022. "Dengan beralih ke TV Digital, masyarakat akan menikmati kualitas siaran TV yang lebih baik karena gambarnya lebih bersih, suaranya lebih jernih dan teknologi yang lebih canggih," kata Usman dalam siaran persnya di Jakarta yang disebarkan, Sabtu (5/11/2022).

Tidak hanya meningkat dari segi kualitas gambar, masyarakat Indonesia bisa menyongsong potensi lebih banyaknya konten-konten siaran. Pemerintah mengeklaim jumlah kanal yang semakin banyak sehingga tercipta konten-konten lebih berkualitas.

Kelebihan lainnya menurut pemerintah ialah selain adanya peningkatan kualitas gambar hingga kualitas isi konten masyarakat juga bisa menikmati layanan ini secara gratis. "Siaran TV Digital bersifat free-to-air dan bukan TV berlangganan, jadi masyarakat tidak perlu berlangganan ataupun menggunakan kuota paket data internet," ujar Usman.

Ia juga menyebutkan lembaga-lembaga penyiaran yang telah melakukan migrasi dari sistem analog ke digital memiliki keuntungan khususnya dalam hal mengadopsi teknologi teranyar dan mengikuti perkembangan siaran TV secara global.

ASO pun memberikan manfaat untuk menyiapkan para pelaku industri di penyiaran bisa memiliki resiliensi yang baik bersaing di era konvergensi. "Investasi juga akan lebih efisien dalam jangka panjang, sejalan dengan potensi pemanfaatan infrastruktur bersama di era TV digital," kata Usman.

Sementara itu bagi negara, ASO dinilai memberikan manfaat yang sangat besar terutama dari segi pemanfaatan digital dividen. Dengan beralihnya layanan analog ke digital, maka pemanfaatan spektrum frekuensi 700 MHz bisa lebih efisien.

Mulai dari peningkatan layanan internet hingga saluran khusus untuk pengingat kebencanaan bisa dihadirkan dengan memanfaatkan digital dividen. "Efeknya berganda di sektor ekonomi digital, dan memberikan tambahan pemasukan APBN dari sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Selain itu juga akan terjadi potensi peningkatan PDB yang signifikan," katanya.

Setelah terlaksananya ASO di Jabodetabek, Kementerian Komunikasi dan Informatika pun secara terbuka mengapresiasi semua pihak yang mendukung hal ini. Mengingat ASO melewati proses yang panjang dan telah berkali-kali rencananya tak berjalan mulus namun pada akhirnya Indonesia bisa juga mencicipi siaran TV digital secara nasional.

Tidak cuma melibatkan pemerintah, pemangku kepentingan lainnya seperti Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) ikut berkontribusi dan menyatakan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan ASO. Dari segi masyarakat, Kementerian Kominfo mengeklaim telah melakukan sosialisasi yang cukup dan menggandeng banyak pihak untuk menyukseskan ASO.

"Bila masih ada pihak yang terus mendorong bahwa masyarakat dirugikan maka tentu hanya atas dasar informasi terbatas dan tidak lengkap serta sangat subyektif. Kerja sama dan kolaborasi ekosistem ini akan sangat menentukan sukses dan lancarnya era baru penyiaran TV Digital Indonesia," kata Usmanmenegaskan.

Ia pun berharap kesuksesan ASO bisa terus dikawal serta terlaksana dengan optimal sehingga menciptakan kesetaraan akses bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler