Banjir Masih Rendam Sejumlah Wilayah Aceh Timur
Saat ini ada pengungsi 480 sebanyak jiwa
REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Sejumlah wilayah di Kabupaten Aceh Timur masih terendam banjir yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Bahkan 480 warga setempat harus mengungsi. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), petugas BPBD Aceh Timur terus melakukan koordinasi dengan perangkat desa dan instansi terkait untuk penanganan banjir.
Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) di Banda Aceh, Sabtu (5/11/2022), malam menjelaskan banjir di Aceh Timur terjadi sejak Kamis (3/11) sore, menyusul hujan deras mengguyur kabupaten setempat. Kondisi saat ini, debit air di beberapa tempat sudah mulai surut, namun beberapa lainnya terus bertambah.
Saat ini, kata Ilyas, debit air di beberapa desa sudah mulai surut. Tapi di Kecamatan Birem Bayeun guyur hujan lebat sehingga diperkirakan debit air akan terus bertambah.
"Hujan dengan intensitas lebat sejak pukul 16.00 WIB tadi diperkirakan air akan terus bertambah. Namun ada beberapa wilayah airnya sudah mulai surut," katanya.
Ia menjelaskan banjir di wilayah Aceh Timur dengan ketinggian mulai 20 hingga 60 centimeter, bahkan lebih. Data BPBA sementara, ada tujuh kecamatan di Aceh Timur yang terendam, meliputi Kecamatan Birem Bayeun sebanyak tiga desa, Simpang Jernih satu desa, dan Pante Bidari tiga desa, Peunaron empat desa, Ranto Peureulak satu desa, Simpang Ulim satu desa dan Julok satu desa.
Selain itu, juga terjadi bencana tanah longsor di Desa Jambo Labu, Kecamatan Birem Bayeun, sehingga menyebabkan badan jalan antar desa tertimbun sepanjang lima meter.
"Selain merendam rumah warga, dampak material akibat banjir juga menyebabkan tiga unit rumah rusak ringan," katanya.
Saat ini, korban terdampak sebanyak 622 jiwa dalam 180 kepala keluarga di Kecamatan Birem Bayeun, sebanyak 160 jiwa dalam 194 kepala keluarga di Pante Bidari, 240 jiwa dalam 65 kepala keluarga di Peunaron. Selanjutnya 480 jiwa dalam 120 kepala keluarga di Ranto Peureulak, 390 jiwa dalam 100 kepala keluarga di Julok dan 70 kepala keluarga di Kecamatan Simpang Ulim.
"Total korban terdampak sementara sebanyak 1.912 jiwa dalam 733 kepala keluarga. Petugas masih terus melakukan pendataan di setiap wilayah," katanya.
Namun, menurut dia, tidak semua korban terdampak harus mengungsi. Hanya 480 jiwa dalam 120 kepala keluarga penduduk Ranto Peureulak yang mengungsi ke lima titik posko yang disediakan pemerintah.
"Saat ini total lokasi pengungsian ada lima titik. Untuk kendala di lapangan, perkembangan banjir di Kecamatan Simpang Jernih belum dapat dilaporkan karena terkendala jaringan telepon," katanya.