Suplemen Kunyit Diduga Picu Kerusakan Hati, Kasusnya Meningkat di AS
Masyarakat diserukan untuk berhati-hati dalam mengonsumsi suplemen kunyit.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus kerusakan hati terkait konsumsi suplemen kunyit memang termasuk jarang terjadi. Akan tetapi, angkanya terus mengalami peningkatan di Amerika Serikat (AS) dalam beberapa tahun terakhir, menurut laporan terbaru oleh Drug Induced Liver Injury Network (DILIN).
Peneliti DILIN mengidentifikasi 10 kasus pasien yang mengembangkan berbagai masalah hati yang dikaitkan dengan kunyit. Lima dari pasien dirawat di rumah sakit, dan satu di antaranya meninggal dunia.
Sebagian besar pasien merupakan perempuan kulit putih paruh baya DILIN memiliki data dugaan cedera hati akibat obat, termasuk dari suplemen, dari 2004 hingga 2022.
Semua kasus yang menunjukkan kunyit sebagai penyebabnya sangat mungkin terjadi setelah 2011. Enam dari 10 kasus terjadi dalam lima tahun terakhir, yang ditafsirkan oleh para peneliti sebagai bukti kemungkinan peningkatan cedera hati dari kunyit.
Dalam tiga kasus kerusakan hati, pasien mengonsumsi suplemen kunyit yang mengandung piperin atau lada hitam. Lada hitam memungkinkan tubuh untuk mencerna suplemen kunyit oral dengan lebih baik, dan beberapa ahli diet merekomendasikan untuk mengonsumsi keduanya berbarengan.
Direktur Hepatologi di Stanford University School of Medicine, dr Paul Kwo, mengatakan hanya ada sedikit penelitian tentang interaksi, tidak hanya antara suplemen dan obat resep, tetapi juga antara berbagai bahan dalam suplemen, seperti kunyit dan lada hitam. Apoteker memeriksa interaksi antara obat yang berbeda seperti antibiotik dan obat tekanan darah, tetapi dokter biasanya tidak mencatat suplemen yang dikonsumsi orang.
"Karena suplemen dijual sebagai terapi 'alami', mereka dianggap aman, padahal menggabungkan suplemen dengan obat resep harus dilakukan dengan hati-hati karena interaksinya belum dipelajari dengan baik" kata Kwo, dikutip dari Insider, Ahad (6/11/2022).
Penelitian lain telah mengaitkan kunyit dengan kerusakan hati. Pada 2019, peneliti Italia mengidentifikasi tujuh kasus cedera hati akibat kunyit di negera itu.
Beberapa studi kasus dalam dua tahun terakhir telah mengidentifikasi beberapa pasien di AS yang mengembangkan masalah hati dari kunyit, dan DILIN mencoba untuk lebih memahami kasus ini. Food and Drug Administration (FDA) tidak mengharuskan penjual suplemen untuk membuktikan kemanjuran atau menetapkan dosis standar yang aman sebelum produk memasuki pasar.
Dokter mengatakan bahwa konsumen perlu menyadari bahwa kurangnya peraturan yang ketat berarti ada risiko suplemen dapat menimbulkan masalah kesehatan yang belum teridentifikasi.
"Ketika informasi baru menimbulkan pertanyaan mengenai keamanannya, FDA dapat saja mencabut persetujuan bahan aditif makanan jika FDA tidak lagi dapat menyimpulkan bahwa ada kepastian yang masuk akal bahwa tidak ada bahaya dari penggunaan yang dibenarkan," kata badan tersebut kepada Insider dalam sebuah pernyataan.
DILIN tidak mencatat jumlah kunyit yang dikonsumsi setiap pasien dengan kerusakan hati, namun suplemen tersebut mengandung rempah-rempah dengan beragam kadar. Satu sendok teh kunyit mengandung sekitar 5.000 miligram dan umumnya cocok untuk hidangan yang berisi empat hingga enam porsi.
Sementara itu, kadar kunyit dalam suplemen dapat berkisar dari 500 mg atau kurang hingga lebih dari 8.000 mg. Seorang dokter spesialis penyakit dalam di India yang fokus pada kesehatan hati, Cyriac Abby Philips, telah mempelajari efek obat herbal pada tubuh.
Philips mengatakan bahwa mengembangkan masalah hati akibat konsumsi kunyit tidak sepenuhnya bergantung pada dosis. Beberapa orang dapat memiliki reaksi yang lebih parah terhadap satu dosis besar atau penggunaan jangka panjang karena predisposisi genetik terhadap cedera hati.
Philips mengatakan dia khawatir tentang kunyit yang dipasarkan sebagai obat yang aman untuk penyakit kronis dan pernapasan. Bukti klinis tidak mendukung penggunaan kunyit untuk mengobati atau mencegah penyakit apa pun.
Suplemen kunyit kerap dimanfaatkan masyarakat sebagai pelengkap obat. Utamanya oleh pengidap diabetes, kanker, dan penderita infeksi virus.
Philips mengingatkan agar masyarakat tidak menganggapnya sebagai eksperimen bebas risiko. Mengingat kurangnya bukti klinis yang mendukung manfaat kesehatan kunyit, ditambah potensi toksisitas hati dan pengenceran darah, Philips menyarankan untuk tidak mengonsumsi suplemen kunyit, khususnya pada orang-orang yang memiliki komorbid.