Koalisi Nasdem-Demokrat-PKS Batal Deklarasi pada 10 November

Nasdem mengaku ketiga partai belum mencapai kata sepakat soal cawapres Anies.

Republika/Nawir Arsyad Akbar
Sekretaris Steering Committee (SC) Rakernas Partai Nasdem, Willy Aditya usai penutupan Rakernas Partai Nasdem di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (17/6) malam.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya mengaku rencana deklarasi koalisi partainya dengan Demokrat dan PKS tak jadi dilakukan pada 10 November. Nasdem mengaku menghormati mekanisme yang terjadi di Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Bisa dipastikan 10 November tidak jadi deklarasi bersama, karena memang satu PKS akan rapat Majelis Syura itu akhir tahun Desember. Kedua, Mas AHY dan kawan-kawan baru pulang sekitar tanggal 10 November itu," ujar Willy di ruangannya, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (7/11/2022).

Kendati urung dideklarasikan, komitmen Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS sudah mengerucut. Tinggal diteken dalam kesepakatan formal kerja sama politik untuk Pemilu 2024.

"Paling cepat (deklarasi) akhir tahun, tapi tidak tertutup kemungkinan one by one. Setelah Nasdem, Demokrat, mungkin PKS, jadi tidak mesti deklarasi bersama," ujar Willy.

Kendati demikian, ia mengatakan bahwa ketiga partai belum mencapai kata sepakat soal calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan. Sehingga deklarasi koalisi tak akan diikuti dengan pengumuman pasangan capres-cawapres.

"Kita mencoba rasional, kita mencoba realistis, kita mencoba membuka diri secara lebih luas, tapi setidaknya tiga modal dasar ini. Bagaimana kemudian cawapres suka atau tidak suka, senang atau tidak senang kita bisa jadikan elemen surprise," ujar Willy.

Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan bahwa komunikasi dengan Partai Nasdem dan PKS semakin intens dan lengket setiap harinya. Meskipun ketiganya hingga kini belum juga mendeklarasikan koalisinya.

Khusus dengan Partai Demokrat, ia menjelaskan bahwa pihaknya terus merumuskan strategi pemenangan untuk menghadapi kontestasi nasional pada 2024. Baik itu pemilihan legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres).

"Yang jadi fokus Partai Demokrat bukan sekadar jadi peserta pemilu, tapi bagaimana Partai Demokrat menang dan koalisi ini menang. Yang menang bukan hanya pilpres, tetapi juga pileg," ujar Herzaky lewat keterangan tertulisnya, Senin (7/11/2022).

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler