62,7 Persen Jamaah Haji 2022 Miliki Risiko Tinggi Kesehatan
IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Liliek Marhaendra Susilo, menyebut 65 persen jamaah haji 2022 memiliki risiko tinggi kesehatan. Sebagian besar jamaah disebut memiliki komorbid atau penyakit bawaan hipertensi.
"Kalau kita lihat, rata-rata dari 2016 sampai 2022 memang mayoritas jamaah kita memiliki risiko tinggi kesehatannya. Kalau dilihat dari komorbidnya, yang paling tinggi adalah penyakit hipertensi," ucap dia saat Rapat Kerja Komisi VIII dengan Pemerintah, Senin (7/11/2022).
Dalam grafik yang ditampilkan, diketahui untuk tahun ini ada tiga penyakit komorbid yang diderita jamaah. Posisi kedua setelah hipertensi dengan 15.315 jamaah adalah diabetes melitus dengan 5.697 jamaah, disusul penyakit jantung dan pembuluh darah sebanyak 1.724 jamaah.
Selain menjelaskan perihal kondisi jamaah haji, dalam rapat tersebut juga disampaikan jumlah tenaga kesehatan haji 2022 yang berkurang, sejalan dengan penuruna kuota jamaah. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang Kesehatan disebut sebanyak 312 orang dan Tenaga Kesehatan Haji (TKH) 470 orang.
"Jumlah TKH ini terbagi menjadi dua, ada yang tergabung menjadi PPIH penempatan di klinik-klinik kesehatan di Saudi. Ada juga yang ditempatkan di kelompok terbang (kloter)," lanjutnya.
Terkait pelayanan kesehatan yang dilakukan TKH di penginapan sesuai kloter, ia menyebut untuk rawat jalan sebanyak 168.755 kasus, rujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) 1.103 kasus dan rujuk ke RS Arab Saudi 42 kasus.
Adapun lima kasus terbanyak yang diatasi adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) 64.002 kasus, hipertensi 16.337 kasus, nyeri otot (myalgia) 7.903 kasus, diabetes melitus 5.998 kasus dan Dyspepsia atau gangguan lambung sebanyak 3.095 kasus.
"Ini adalah kasus tertinggi. Di luar itu masih ada kasus-kasus lain yang jumlahnya tidak sebanyak ini," ujarnya.
Kapuskes Haji lantas menyampaikan untuk pelayanan yang dilakukan oleh TKH di sektor antara lain deteksi dini 3.638 kasus, emergency respons 762 kasus, rujuk ke KKHI 667 kasus dan rujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi 18 kasus.
Di tahap ini, lima kasus terbanyak adalah diabetes melitus, hipertensi, kardiovaskular (pembuluh darah), malaise atau kelelahan, serta yang terakhir gangguan metabolisme lemak.
Terakhir, ia menyebut kasus terbanyak yang menjalani rawat inap di KKHI adalah gagal jantung dengan 149 kasus. Di bawahnya terdapat pneumonia sebanyak 98 kasus dan beurutan diebetes melitus 96 kasus.
Di posisi keempat terdapat 56 kaus penyakit jantung iskemik, 46 kasus hipertensi, demam tidak spesifik 41 kasus dan stroke 30 kasus. Dua penyakit terbawah adalah penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) 27 kasus dan dyspepsia 22 kasus.