Panda Hadiah China Mati Usai Sakit di Taiwan

Salah satu dari dua panda raksasa yang dihadiahkan China untuk Taiwan meninggal

EPA-EFE/Wu Hong
Salah satu dari dua panda raksasa yang dihadiahkan China untuk Taiwan meninggal. Ilustrasi.
Rep: Dwina Agustin Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Salah satu dari dua panda raksasa yang dihadiahkan ke Taiwan dari China meninggal pada Sabtu (19/11/2022). Kebun Binatang Taipei menyatakan panda bernama Tuan Tuan mati setelah mengalami sakit singkat.

Baca Juga


Pihak kebun binatang menyebut tidak ada penyebab kematian diberikan, tetapi laporan sebelumnya menyatakan panda itu diyakini memiliki tumor otak ganas. Kondisi itu mendorong China untuk mengirim sepasang ahli ke Taiwan untuk membantu perawatannya pada awal bulan ini. Tuan Tuan tidak merespons dan setelah serangkaian kejang kemudian jatuh dalam keadaan koma pada Sabtu.

Tuan Tuan dan pasangannya Yuan Yuan diberikan ke Taiwan sebagai hadiah ke kebun binatang pada 2008. Ketika itu masa antara China dan Taiwan yang pecah di tengah perang saudara pada 1949 memiliki hubungan hangat.

Kedua panda itu lahir di China pada 2004 dan berhasil memiliki sepasang anak di Taiwan. Rentang hidup rata-rata panda di alam liar adalah 15-20 tahun, sementara mereka dapat hidup selama 30 tahun atau lebih di bawah perawatan manusia.

Hubungan antara Beijing dan Taipei telah menurun tajam pada tahun ini sejak kedatangan pasangan tersebut. China memutuskan kontak pada 2016 setelah pemilihan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang mendorong kemerdekaan wilayah terpilih kembali pada 2020.

China mengirim panda ke luar negeri sebagai tanda niat baik tetapi mempertahankan kepemilikan atas hewan dan anak yang mereka hasilkan. Maskot nasional tidak resmi berasal dari China barat daya ini jarang bereproduksi dan hampir secara eksklusif mengandalkan makanan bambu.

Diperkirakan 1.800 panda hidup di alam liar, sementara 500 lainnya berada di kebun binatang atau cagar alam. Sebagian besar populasi panda berada di Sichuan dan spesies yang dilindungi tetapi tetap terancam kehilangan habitat.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler