Vladimir Putin akan Hadiri Pertemuan Dewan Ekonomi Eurasia
Putin diagendakan menghadiri pertemuan Supreme Eurasian Economic Council
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin diagendakan menghadiri pertemuan Supreme Eurasian Economic Council yang rencananya digelar di Bishkek, Kyrgyzstan, 9 Desember mendatang. Format partisipasi Putin akan segera diumumkan.
“Memang, partisipasi (Putin) dalam KTT sedang dipersiapkan sekarang. Setelah persiapan selesai, kami akan membuat pengumuman,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov saat diwawancara awak media, Senin (21/11/2022), dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.
The Eurasian Economic Union (EAEU) beranggotakan Rusia, Armenia, Belarusia, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan. Badan supranasional tertinggi dari EAEU adalah Supreme Eurasian Economic Council. Sementara badan pengatur supranasional permanen adalah Eurasian Economic Commission. Presiden negara anggota anggota EAEU ikut serta dalam pertemuan Supreme Eurasian Economic Council.
Putin diketahui tidak menghadiri KTT G20 di Bali pada 15-16 November lalu. Dibandingkan EAEU, G20 merupakan forum ekonomi yang jauh lebih besar karena melibatkan 80 persen produk domestik bruto dunia. Delegasi Rusia pada KTT G20 di Bali lalu dipimpin Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.
Dalam G20 Bali Leader’s Declaration, para pemimpin negara anggota menyoroti perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung. Pada poin ketiga deklarasi, mereka sepakat bahwa Rusia-Ukraina memberikan dampak lebih buruk pada perekonomian global yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19.
“Sebagian besar anggota (G20) mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa serta memperburuk kerapuhan yang ada dalam ekonomi global,” demikian bunyi salah satu kalimat yang juga tercantum pada poin ketiga dalam G20 Bali Leader’s Declaration.
Meski dikecam sebagian besar anggota G20, Rusia tetap menyatakan kepuasan pada deklarasi akhir KTT G20. “Pasti,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov saat ditanya apakah Rusia puas dengan teks akhir KTT G20 mengenai situasi di Ukraina.
“Pendekatan berbeda dan pandangan berbeda tentang masalah ini diperhitungkan dan dicatat dalam deklarasi. Selebihnya, tidak diragukan lagi, para ahli kami, baik pejabat Kementerian Luar Negeri dan (G20) Sherpa (Svetlana) Lukash, melakukan upaya besar untuk memastikan pengembangan dokumen yang seimbang," tambah Peskov.