Gubernur Jabar Lapor ke Wapres, 2.300 Rumah Rusak Akibat Gempa Cianjur

Infrastruktur jalan juga banyak yang rusak akibat gempa sehingga perlu perbaikan.

Tangkapan layar
Tangkapan gambar Wakil Presiden Maruf Amin saat melakukan video call dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk memantau penanganan korban gempa di Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11).
Rep: Fauziah Mursid Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan lebih dari 2300 rumah warga yang rusak akibat gempa yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) kemarin. Ridwan Kamil mengatakan, kerusakan akibat gempa juga meliputi infrastruktur jalan.

Baca Juga


Laporan ini disampaikan Ridwan Kamil saat melakukan panggilan video dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, pada Selasa (22/11/2022) pagi. "Mayoritas jalan yang rusak, kemudian paling banyak bangunan warga, total ada 2.300an yang rusak, mungkin Pak Wapres bisa bantu arahan ke (Kementerian) PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) Pak," ujar Ridwan Kamil kepada Wapres.

Dalam laporannya, Ridwan Kamil mengatakan saat ini tim penanganan terlebih dahulu fokus pada evakuasi korban. Dia menyampaikan hingga Senin (21/11/2022) malam tercatat ada 162 korban jiwa, 370 luka-luka dan 13 ribu masyarakat yang mengungsi.

Ridwan menyebutkan, mayoritas korban mengalami patah tulang dan luka robek akibat tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa terjadi.

Sementara, untuk lokasi pengungsian, Ridwan mengatakan, masih dinamis mengingat ada wilayah terdampak gempa yang aksesnya masih terisolir. "Jadi pagi hari alat berat kita maksimalkan untuk menormalisasi jalan dulu. Sementara kita perintahkan Kepala Desa, Babinsa Babinkamtibmas untuk melakukan P3K dulu, setelah jalan normal kita ada 14 titik tempat pengungsian yang nanti juga faktor pendukung lainnya nanti menyesuaikan," ujar Ridwan.

Mantan Wali Kota Bandung ini juga melaporkan kepada Wapres, hingga saat ini masih terus terjadi gempa susulan lebih dari 100 kali dengan skala bervariasi. Kondisi ini juga, kata Kang Emil, sapaan akrabnya, membuat penanganan korban dilakukan di tempat terbuka atau di luar ruangan.

Sebab, masyarakat masih khawatir terhadap gempa susulan. "Sampai pagi tadi ada 100 lebih 117 tepatnya skala 1 koma sampai 4 koma sehingga warga masih waswas jadi mayoritas penanganan tidak di dalam  ruangan penanganan di luar," ujarnya.

"Kalau di TV banyak bergeletakan sebenernya bukan karena rumah sakit penuh, tapi karena dokter dan pasien masih khawatir kalau dirawat di dalam," tambahnya.

Wapres Ma'ruf pun memastikan akan menginstruksikan jajaran terkait untuk membantu penanganan dampak gempa yang berkekuatan 5,6 magnitudo tersebut. Termasuk terkait proses rehabilitasi pascagempa. "Untuk PUPR, tentu saja akan minta," ujar Ma'ruf.

Ma'ruf meminta tanggap darurat difokuskan pada penanganan pertama pada korban luka-luka dan masyarakat yang masih terisolasi pascagempa berkekuatan 5,6 magnitudo tersebut. "Saya harapkan lakukan langkah-langkah yang cepat, terutama pertolongan pada korban luka-luka, apalagi di daerah-daerah yang masih belum ada infrastruktur, belum ada hubungan (terisolasi), yang terpencil," ujar Ma'ruf saat melakukan panggilan video (video call) dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada Selasa (22/11/2022) pagi.

Ma'ruf yang mendapat laporan dari Gubernur Jawa Barat jika sedikitnya 13 ribu masyarakat mengungsi akibat gempa, meminta agar pendataan segera dilakukan. Ini kata Ma'ruf berkaitan dengan penyediaan fasilitas untuk para pengungsi termasuk hunian sementara.

Baca juga : Mengenal Sesar Cimandiri, Penyebab Gempa Cianjur

"Masyarakat yang terdampak supaya didata terus kemudian penyediaan hunian sementara yang layak untuk semnatara penampungannya, pastikan masyarakat terdampak punya akses, listrik ya, MCK, kemudian air yang paling penting," ujar Ma'ruf.

Selain itu, Wapres juga meminta agar berbagai bantuan dari pusat dan daerah dikoordinasikan dengan baik. Termasuk penyediaan akses fasilitas kesehatan dan healing center untuk menangani trauma masyarakat khususnya anak-anak.

“Saya minta supaya PUPR, BNPB, Menteri Kesehatan (Menkes) [untuk berkoordinasi menangani. Saya dengar banyak yang patah tulang, supaya dokter-dokter bedah tulang, saya minta Menkes menyiapkan untuk menangani," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler