RS di Jabar Dikerahkan Tangani Korban Luka Berat, RSHS Tangani 85 Pasien
Jumlah korban luka berat mencapai 574 orang dan luka ringan sebanyak 1.811 orang.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Keterbatasan ruang rawat dan operasi di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur, dengan besarnya jumlah korban luka-luka membuat banyak pasien harus dirujuk ke sejumlah rumah sakit di Jawa Barat.
Hal itu terungkap dalam rapat virtual bersama Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Setiawan Wangsaatmaja dan penanggung jawab rumah sakit di Kota Bandung, Rabu (23/11/2022),
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jabar Nina Susana Dewi, fokus penanganan korban bencana saat ini diberikan kepada korban luka berat dan luka ringan. Ini agar tidak terjadi perburukan dan mengancam jiwa.
Hingga Rabu (23/11/2022), jumlah korban luka berat mencapai 574 orang dan luka ringan sebanyak 1.811 orang.
"Seluruh korban yang dirawat inap kini tersebar di sejumlah rumah sakit di Jabar, di antaranya Bogor, Sukabumi, Cimahi, dan Bandung," ujar Nina.
Sementara data meninggal dunia tercatat sebanyak 268 orang. Dari jumlah tersebut 174 orang sudah teridentifikasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Irvan Nur Fauzi mengatakan, sekitar 140 orang pasien telah dikirim ke rumah sakit di luar wilayah Cianjur terutama pasien yang memerlukan tindakan operasi sesegera mungkin.
"Kendala di sini adalah kurangnya ruang operasi, terutama ortopedi. Kami juga memerlukan tenaga ahli dan peralatan ortopedi agar operasi bisa dilaksanakan sebanyak mungkin dan secepatnya," kata Irvan.
Yanyan Rusyandi, dari RSUD R Syamsudin Sukabumi mengatakan telah menerima pasien sebanyak 74 orang di mana sebagian besar memerlukan tindakan operasi segera.
"12 orang sudah operasi, hari ini 9 orang sedang menjalani operasi," katanya.
Di Bandung, RSHS juga sudah menerima rujukan korban gempa Cianjur sebanyak 85 orang. Pelaksana Tugas Dirut RSHS Ahmad Supriyatna mengatakan, sudah 25 pasien yang selesai menjalani operasi.
RSHS juga menyiapkan ruangan khusus yang akan menampung korban bencana Cianjur karena dianggap sudah menjadi Kejadian Luar Biasa atau KLB. "Kami berjaga 24 jam," kata Ahmad Supriyatna.
Selain menerima pasien dari Cianjur, kata dia, seluruh rumah sakit juga mengirimkan tim langsung ke lokasi bencana.
Dengan menggunakan ambulans, tim akan bergerak cepat melakukan assessment, apakah pasien harus dibawa ke ruang operasi atau cukup ditangani di lokasi.
Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmaja berterima kasih kepada pihak rumah sakit yang langsung turun tangan membantu korban bencana gempa Cianjur. Terkait pembiayaan, dia menegaskan, jika seluruh biaya korban bencana akan ditanggung oleh Pemda Provinsi Jabar.
"Terima kasih sudah langsung ditangani tanpa menanyakan biaya ke pasien. Kami Pemprov Jabar akan menanggung semua biaya. Nanti laporkan langsung ke Dinkes Jabar untuk diselesaikan," kata Setiawan.
Setiawan berharap, tidak ada pungutan yang dilakukan kepada korban bencana, seperti biaya ambulans dan lainnya.