UKM Kompor UPI Ciptakan Inovasi Alat Bantu Komunikasi Pasien Stroke Berat
Menggunakan teknologi terbaru yaitu gesture recognition dan internet of things (IoT)
REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Stroke merupakan penyakit yang terjadi karena terganngunya aliran darah dan oksigen menuju otak. Menurut data dari Riskesdas tahun 2018, Di Indonesia tercatat sebanyak 713.783 per tahunnya. Dampak dari penyakit stroke ini menyebakan disabilitas pada penderita mulai dari cacat ringan hingga berat. Penderita stroke yang mengalami cacat berat tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri sehingga diperlukan peran keluarga pendamping untuk membantunya. Namun di sisi lain keluarga pendamping masih memiliki kegiatan lain selain merawat pasien seperti bekerja. Kegiatan tersebut tidak dapat dilakukan karena keluarga pendamping harus berjaga sepanjang waktu untuk bersiaga apabila pasien memerlukan kebutuhan yang mendesak.
Hal ini membuat tim yang dibentuk oleh UKM KOMPOR UPI melalui Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang berasal dari Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) Universitas Pendidikan Indonesia untuk membantu pasien penderita stroke berat dalam berkomunikasi dengan keluarga pendampingnya. Tim PKM ini diketuai oleh Muhammad Fadli nasution (Teknik Elektro) yang beranggotakan Robby Ikhfa Nulfatwa (Pendidikan Teknik Elektro), Rahillah Nur Maryam (Pendidikan Tata Busana), Raihan Yusuf Rifansyah (Teknik Elektro), dan Fadhil Muhammad Iqbal (Pendidikan Teknik Elektro) dengan dosen pembimbing bapak Agus Heri Setya Budi, S.T., M.T.
''Program ini dilaksanakan di Sekretariat UKM KOMPOR UPI selama empat bulan mulai dari 1 Juni hingga 30 September 2022. Luaran-luaran yang dihasilkan dari program ini yaitu prototipe alat bantu komunikasi pasien stroke berat. Juga laporan Kemajuan dan Laporan Akhir untuk dilaporkan kepada BELMAWA DIKTI, Hak Kekayaan Intelektual buku pedoman. Serta artikel ilmiah yang telah diseminasikan pada UPI TVET Conference yang ke 7 pada tanggal 10 Agustus 2022,'' papar Fadli Nasution dalam siaran persnya yang diterima Jumat (25/11/2022).
Prototipe yang dihasilkan terdiri dari produk fisik dan produk aplikasi. Fadli memaparkan bahwa inovasi yang diusung ini memiliki kelebihan dengan menggunakan teknologi terbaru yaitu gesture recognition dan internet of things (IoT) sehingga berpotensi untuk dikembangkan dapat mendeteksi gerakan pasien stroke berat sesuai dengan kemampuan motorik pasien yang masih berfungsi.
''Kami berharap solusi inovasi yang telah diciptakan dapat memudahkan pasien penderita stroke berat dalam berkomunikasi. Dan juga keluarga pendamping pasien dapat dengan mudah memonitoring kebutuhan pasien disela-sela aktivitas lain yang perlu dikerjakan,'' papar Agus Heri.