Kapal China dengan Meriam Besar Masuki Perairan Jepang Dekat Senkaku
Kepulauan Senkaku telah lama menjadi sumber ketegangan antara Jepang dan China.
REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sebuah kapal penjaga pantai China dilengkapi dengan meriam terbesar yang pernah terlihat di kapal semacam itu memasuki wilayah perairan Jepang di dekat Kepulauan Senkaku di Laut China Timur, Jumat (25/11/2022).
Penjaga pantai Jepang mengatakan empat kapal penjaga pantai China, termasuk kapal dengan meriam itu, terdeteksi di perairan pulau tak berpenghuni Senkaku. Pulau ini dikuasai Tokyo dan diklaim oleh Beijing.
Peristiwa itu terjadi beberapa hari setelah para pemimpin kedua negara kekuatan Asia itu mengadakan pertemuan tingkat tinggi pertama mereka sejak 2019. Dua kapal China memasuki wilayah perairan Jepang pada Jumat (25/11/2022) sekitar pukul 02.35 waktu setempat. Kapal pertama masuk dan disusul kapal kedua.
Kemudian sekitar pukul 10.00, dua lagi kapal China tiba di perairan Jepang itu dengan satu kapal membawa sebuah meriam 76 mm. Setelah kapal patroli Jepang memerintahkan kapal China segera meninggalkan daerah perairan itu. Keempat kapal itu pindah ke zona bersebelahan di luar perairan teritorial Jepang pada kemudian hari.
Intrusi ke wilayah maritim Jepang oleh kapal pemerintah China itu adalah yang ke-32 pada tahun ini dan yang pertama sejak 13 November. Kapal China terlihat di dekat Senkaku, termasuk di zona tambahan, selama 23 hari berturut-turut.
Hingga awal November, meriam 37 mm adalah meriam terbesar yang dipasang di kapal China yang dilihat oleh Penjaga Pantai Jepang. Namun, pada 15 November, China mengirim kapal penjaga pantainya dengan meriam 76 mm ke zona bersebelahan di luar perairan teritorial Jepang di lepas pantai Senkaku.
Langkah itu dilakukan China dua hari sebelum pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Jepang-China yang berlangsung di Thailand secara tatap muka untuk pertama kali dalam hampir tiga tahun. Pada Jumat malam, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengkritik Beijing. Dia mengatakan pada konferensi pers bahwa kegiatan maritim seperti itu yang dilakukan oleh penjaga pantai China melanggar hukum internasional.
Matsuno menambahkan Jepang telah mengajukan protes ke China atas langkah terbarunya itu melalui jalur diplomatik. Selama pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping di Bangkok, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyampaikan keprihatinan serius negaranya tentang upaya China menganggu kendali Tokyo atas Senkaku.
Kepulauan Senkaku telah lama menjadi sumber ketegangan antara kedua negara Asia Timur tersebut. Jepang mempertahankan pendiriannya bahwa pulau-pulau kecil itu, yang disebut Diaoyu oleh China, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari wilayahnya.