Korban Meninggal Gempa Cianjur Bertambah Jadi 321 Orang
Sedangkan korban yang masih dinyatakan hilang sebanyak 11 orang.
REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Sebanyak tiga orang jenazah ditemukan petugas gabungan dalam operasi pencarian dan penyelamatan korban gempa Cianjur Ahad (27/11/2022). Dengan ditemukannya tiga orang jenazah, maka total korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur menjadi 321 orang.
"Upaya pencarian dan pertolongan korban hari ini ditemukan tiga orang jenazah," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto kepada wartawan di Pendopo Kabupaten Cianjur.
Sedangkan korban yang masih dinyatakan hilang sebanyak 11 orang. Hal ini karena dari 14 korban hilang yang disampaikan pada Sabtu (26/11/2022) telah ditemukan tiga jenazah pada Ahad ini. Suharyanto menuturkan, jumlah korban luka berat dirawat di seluruh rumah sakit baik Cianjur dan dirujuk ke rumah sakit lain terdata sebanyak 108 orang. Data ini di luar warga yang menderita penyakit setelah mengungsi dan itupun sudah dievakuasi ke fasiltas kesehatan terdekat.
Per hari ini lanjut Suharyanto, satgas gabungan sudah berhasil mengidentifikasi titik pengungsian semuanya 325 titik pengungsian. Di mana ada sebanyak 183 titik pengungsian terpusat dengan kekuatan yang mengungsi di atas 25 orang.
Sementara itu 142 titik pengungsian mandiri karena masyarakat mendirikan tempat pengungsian di dekat sekitar rumah dengan kekuatan di bawah 25 orang. Berhasil didata juga jumlah pengungsi per Ahad ini sebanyak 73.874 jiwa. Rinciannya, laki-laki 33.713 orang, perempuan 40.161 orang, penyandang disabiltas 92 orang, ibu hamil 1.207 orang, dan lansia 4.240 orang.
Terkait rumah dan infrastruktur rusak, Suharyanto mengatakan, angkanya akan berkembang. Di mana pada Ahad pagi bupati melepas tim pendataan gabungan baik unsur pemda, TNI, Polri dan perguruan tinggi mendata rumah baik rusak berat, sedang, ringan dan seluruh infrastruktur.
Suharyanto menjelaskan, data akan berkembang setiap hari berubah karena temuannya berubah. Namun untuk sementara disampaikan rumah rusak berat sebanyak 27.434 unit, rusak sedang 13.070 unit, dan rusak ringan 22.124 unit dan total 62.628 unit. Untuk infrastruktur sekolah rusak 398 unit, tempat ibadah 160 unit, faskes 14 unit, dan gedung kantor 16 unit.
"Sampai hari ke tujuh yang menonjol yakni titik pengungsian terdata sebanyak 325 titik pengungsian di 15 kecamatan banyak sekali," ungkap Suharyanto.
Kondisi tersebut membutuhkan sumber daya tidak sedikit seperti tenda besar maupun kecil ukuran 4×6 atau 3 x4 untuk keluarga yang banyak dibutuhkan dan bertahap BNPBD menambah. Sebab, lokasi pengungsian tersebar menjadk masalah yang harus dipecahkan terkait tenda. Suharyanto menerangkan, distribusi logistik saat ini sudah lebih baik.
Tempat yang sebelumnya tidak terjangkau, dan tidak mendapat bantuan kini secara lambat laun mendapatkan pendisitribusian logistik berjenjang. Mulai dari kades hingga kabupaten kemudian ada tempat logistik kecamata mulai dibagi tidak hanya di kantor kabupaten.
Petugas juga lanjut Suharyanto dikirimkan untuk pemantauan mencari apa benar kalau masih ada kelompok masyarakat belum mendapatkan bantuan. Meskipun ada kekurangan, akan tetapi sudah makin baik dibandingkan sebelumnya.
Suharyanto menerangkan, ada berita terkait pengungsi mengungsi di kandang kambing dan BNPB sudah kesana. "Kami bangun tenda di sebelahnya lebih bagus, semula tidak mau tapi setelah dibujuk mau dengan catatan masak di sekitaran kandang kambing," cetus dia.
Untuk di tempat terpencil belum dapat bantun lanjut Suharyanto berdasarkan rapat koordinasi basarna mengirim lewat heli dan sepeda motor. Selain itu babinsa mengantar menggunakan ransel yang diisi logistik.