Kanada: China Kekuatan Global yang Semakin Mengganggu

China disebut ingin membentuk tatanan internasional.

AP Photo/Mark Schiefelbein
Seorang penjaga keamanan yang mengenakan masker berdiri di dekat bendera China di depan sebuah toko di jalan perbelanjaan pejalan kaki di Beijing, Kamis, 10 Oktober 2019. 6 Oktober 2022. Xinjiang yang luas adalah wilayah China terbaru yang dilanda pembatasan perjalanan COVID-19, karena China semakin meningkatkan langkah-langkah kontrol menjelang kongres utama Partai Komunis akhir bulan ini.
Rep: Dwina Agustin Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,OTTAWA -- Kanada meluncurkan strategi Indo-Pasifik baru pada Ahad (27/11/2022). Program ini menjanjikan lebih banyak sumber daya untuk menangani Cina yang dinilai mengganggu.

Baca Juga


"China adalah kekuatan global yang semakin mengganggu," kata Kanada dalam dokumen setebal 26 halaman.

Ottawa mengatakan, akan meningkatkan kehadiran militernya di kawasan itu. Negara itu akan memperketat aturan investasi untuk melindungi kekayaan intelektual dan mencegah perusahaan milik Beijing mengambil pasokan mineral penting.

Rencana yang telah lama ditunggu-tunggu adalah cetak biru untuk memperdalam hubungan dengan wilayah yang berkembang pesat dari 40 negara yang menyumbang hampir 50 triliun dolar Kanada dalam kegiatan ekonomi. Namun fokusnya adalah pada China, pada saat hubungan bilateral membeku.

"China ingin membentuk tatanan internasional menjadi lingkungan yang lebih permisif untuk kepentingan dan nilai yang semakin menjauh dari kita," ujar dokumen itu.

Strategi yang menyoroti campur tangan asing dan perlakuan yang semakin memaksa dari negara lain oleh Beijing. Dokumen itu mengatakan, Kanada akan berinvestasi dalam peningkatan kehadiran militer regional, bersama dengan intelijen, dan keamanan dunia maya.

"Pendekatan kami ... dibentuk oleh penilaian yang realistis dan jernih terhadap China saat ini. Di bidang ketidaksepakatan yang mendalam, kami akan menantang China," katanya.

Ketegangan melonjak pada akhir 2018 setelah polisi Kanada menahan seorang eksekutif Huawei Technologies. Tindakan ini ditanggapi Beijing dengan menangkap dua warga Ottawa atas tuduhan mata-mata. Ketiganya dibebaskan tahun lalu, tetapi hubungan mereka tetap buruk.

Awal bulan ini Kanada memerintahkan tiga perusahaan China untuk mendivestasi investasi  di mineral kritis Kanada, dengan alasan keamanan nasional. Dokumen terbaru itu juga pada bagian yang menyebutkan Cina menyatakan kembali masalah itu.

Kanada akan meninjau dan memperbarui undang-undang yang memungkinkannya untuk bertindak tegas ketika investasi dari perusahaan milik negara dan entitas asing lainnya mengancam keamanan nasional, termasuk rantai pasokan mineral penting. Kanada juga akan meningkatkan kehadiran angkatan lautnya di wilayah tersebut.

"Meningkatkan keterlibatan militer dan kapasitas intelijen kami sebagai cara untuk mengurangi perilaku koersif dan ancaman terhadap keamanan regional," ujar dokumen itu.

Dokumen tersebut mengatakan, Kanada terlibat di wilayah tersebut dengan mitra seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Negara itu perlu terus berbicara dengan negara-negara yang memiliki ketidaksepakatan mendasar dengannya, meski tidak menyebutkan nama negara itu secara langsung.

"Ukuran dan pengaruh Cina yang besar membuat kerja sama diperlukan untuk mengatasi beberapa tekanan eksistensial dunia, seperti perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati, kesehatan global dan proliferasi nuklir dan ekonomi China menawarkan peluang yang signifikan bagi eksportir Kanada," katanya.

Pemerintah liberal Perdana Menteri Justin Trudeau ingin mendiversifikasi hubungan perdagangan dan ekonomi yang sangat bergantung pada Amerika Serikat. Data resmi untuk September menunjukkan, perdagangan bilateral dengan China menyumbang di bawah tujuh persen dari total keseluruhan, dibandingkan dengan Amerika Serikat mencapai 68 persen. 

Sumber:

https://www.reuters.com/world/americas/canada-launches-new-indo-pacific-strategy-focus-disruptive-china-2022-11-27/

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler